TOBELO,MSC-Ratusan mahasiswa di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), gabungan berbagai Organisasi diantara, KNPI, GMNI, GMKI, PMII, GPM dan Pemuda Muhammadiyah Halut, Pada Senin (17/06). menggelar aksi unjuk rasa terkait anjloknya Harga Kopra yang menggerogoti ekonomi para petani kopra.
Ratusan mahasiswa gabungan berbagai ormas tersebut menamakan diri Aliansi Pemuda Peduli Petani Kopra membawa spanduk yang bertuliskan “Naikan Harga Kopra Atau Turunkan Frans-Muhlis”, melakukan aksi tepat di lampu merah jalan Kemakmuran sehingga menyebabkan kemacetan Total selama kurang lebih satu jam.
Aksi tersebut mereka menuntut, keseriusan pemda menaikan harga kopra yang mampu memberikan nafas segar bagi petani kopra Halmahera Utara. Kemudian Pemda juga diminta segera wujudkan janji Pemda yang akan sterilkan pengusaha nakal dan menindak secara hukum pengusaha nakal.
Selain itu juga mereka menuntut, Tol Laut sebagai upaya menjawab beban ongkos jasa yang mahal juga harus diaktifkan kembali, dan meminta Pemda beserta DPRD membuat Perda tentang perlindungan dan Pemberdayaan petani kelapa Halmahera Utara.
“Segera hirilisasi industri kelapa di Halmahera Utara sebagai upaya merubah komoditi setengah jadi menjadi barang jadi sehingga mampu penuhi pasar domestik. Selain itu Jadikan Halut sebagai Kabupaten Industri kelapa.” tandas Kordinator Lapangan Evestus Sarawai pada orasinya.
Sementara itu, Ketua KNPI Halut Takdir Barakati mengatakan, Halut telah dideklarasikan sebagai Kabupaten Kelapa, akan tetapi kenyataannya saat ini diperhadapkan dengan anjloknya harga kopra.
Pemda katanya, tidak transparansi anjloknya harga kopra untuk melakukan penelusuran pada para tengkulak yang diduga mempermainkan harga kopra hingga pada harga yang tidak wajar.
“Kita butuh sikap Pemda dan pihak kepolisian untuk menulusri para pengusaha nakal, sebab anjloknya harga kopra bukan karena dipengaruhi pasar dunia akan tetapi permainan pengusaha”, katanya.
Yusril Musa salah satu orator menuturkan, tangisan rakyat di jasirah Halmahera Utara terlebih khususnya bagi petani Kopra dengan tidak stabilnya harga kopra selama ini, mempengaruhi ekonomi yang berimbas pada pendidikan anak dari petani kopra itu sendiri.
“Aksi dan protes telah dilakukan oleh Petani Kelapa namun jawabannya sangat terpukul bagi petani Kopra. Jangan biarkan rezim kepemimpinan yang sampai dengan saat ini kita lihat bersama bahwa harga kopra tidak ada titik terang untuk distabilkan dan berujung pada penderitaan rakyat,”katanya.
Mirjan Salim juga dalam oratornya menuding Pemda Halut menutup mata dengan anjloknya harga kopra selama ini, tanpa mencari solusi alternatif sehingga penderitaan petani kopra tidak berkepanjangan.
Seperti diketahui harga Kopra saat ini di Kabupaten Halut masih berkisar mulai Rp 3.000–Rp 4.000 per kilogram. Padahal sebelumnya harga kopra Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kilogram. (AL)
Komentar