TERNATE,MSC-Ratusan warga di Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara yang bermukim di daerah pesisir mengungsi ke bukit pascagempa mengguncang daerah itu pada Minggu (14/7/2019) petang pukul 16.28 WIB. Warga langsung mengungsi ke daerah perbukitan karena khawatir gempa itu disertai dengan tsunami.
Minimnya lokasi pengungsian membuat warga lebih memilih lari ke hutan dan tidur di jalan sekitar daerah perbukitan. Warga lebih mengutamakan wanita, lansia dan anak-anak.
“Kami terpaksa tidur beralasan kasur di jalan raya dan beratapkan langit, asalkan kami selamat jika datangnya tsunami”, kata Abullah warga desa Balitata kecamatan Gane Barat.
Pulau Gane yang terdiri dari beberaa kecamatan adalah lokasi yang sangat dekat dengan pusat gempa di kabupaten Halmahera Selatan.
Data yang diperoleh pada Badan Penanggulangan Bencara Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara menyebutkan, hingga saat ini sebanyak 1.104 warga yang mengungsi baik di kecamatan Bacan Timur, Gane Barat, Gane Barat Selatan dan Gane Timur Selatan. Sementara dua warga meninggal dunia karena tertimpah beton bangunan rumah saat terjadi gempa magnitudo 7,2. Dua warga yang meninggal bernama Aisyah (51) asal Gane Luar dan Halimah asal Desa Papaceda, Kecamatan Gane Barat.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, sekitar pukul 10.00 pagi tadi telah bertolak ke Pulau Gane dengan membawa bantuan yang dipimpin langsung Wakil Bupati Halsel, Iswan Hasyim.
BPBD Provinsi Maluku Utara juga telah mengarahkan personil untuk membantu BPBD Kabupaten Halmahera Selatan. Minimnya sarana transportasi laut, BPBD Provinsi menggunakan jalur darat melalui sofifi yang jarak tempuh mencapai 4 jam dilanjutkan dengan penyeberangan laut ke Pulau Gane.
Sekretaris BPBD Provinsi Maluku Utara, Ali Yau menjelaskan, BPBD Halsel masih melakukan pendataan jumlah warga termasuk kerusakan bangunan. Akan tetapi data sementara Desa Ranga-Ranga 300 KK dengan 800 jiwa telah mengungsi ke daerah ketinggian serta Desa Lemo-Lemo ada 100 lebih kepala keluarga dengan 300 jiwa yang rumahnya roboh.
Desa Ranga Ranga, Kecamatan Gane Barat kerusakan akibat gempa 90-95 persen, di Desa Dolik tujuh rumah rusak, sedangkan warga sudah dievakuasi ke tempat lebih tinggi dan tidak ada korban jiwa, di Desa Nyonyifi, tambatan perahu dan rumah di pesisir rusak berat, namun tidak ada korban jiwa.
Di Desa Matuting, Kecamatan Gane Timur Tengah empat rumah rusak, tidak ada korban jiwa, di Desa Pasipalele satu jembatan, masjid, dan rumah penduduk rusak. Untuk data pasti tentang rumah penduduk belum bisa dikonfirmasi karena warga langsung mengungsi saat terjadi gempa pertama.
Di Desa Bisui, Kecamatan Gane Timur puskesmas pembantu roboh, 15 rumah retak, 15 rumah rusak berat, dan jembatan roboh, sedangkan di Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat empat rumah rusak tetapi tidak ada korban jiwa, di Wayatim tiga rumah rusak dan tidak ada korban jiwa. Satu buah jembatan laut roboh dan tenggelam di kecamatan Jorongan, kabupaten Halmahera Selatan.
Sulitnya pendataan saat ini karena lokasi warga terdampak gempa sulit dijangkau dengan cepat selain keterbatasan sarana transoprtasi juga karena terdiliri dari pulau-pulau.
Sementara untuk kecamatan Bacan Timur yang berdekatan dengan ibukota kabupaten ada lima yang menjadi titik pengungsian warga, di antaranya kawasan rumah dinas DPRD, kantor bupati, polres dan masjid raya Al Khairat Halmahera Selatan.
“Tim Pemda Halsel telah turun untuk melakukan pendataan kerusakan rumah warga yang rusak dan warga korban gempa bumi tersebut, begitu juga tim BPBD Malut tiba di Saketa ibukota kecamatan Gane Barat dan langsung melakukan pendataan korban dan rumah yang rusak akibat gempa”, kata Ali Yau, sekretaris BPBD Provinsi Maluku Utara, Senin (7/7/2019) di Ternate. (red)
Komentar