TERNATE,MSC-Meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengumumkan berakhirnya peringatan dini tsunami, akan tetapi sebagian besar warga kota Ternate belum berani kembali ke rumah mereka.
Warga yang terlajur mengungsi ke lokasi ketinggian, trauma dengan kasus gempa Palu beberapa tahun lalu. Tsunami yang menghancurkan kota Palu (sulteng) terjadi setelah diumumkan berakhirnya peringatan dini tsunami oleh BMKG.
“Lebih baik kami bertahan di tempat aman dari pada kasus seperti di Palu. Insya Allah tidak terjadi apa-apa nanti sekitar 1-2 jam baru kami berani kembali”, tutur Ibu Mardia salah satu warga yang ditemui malutsatu.com.
Tak hanya ibu Mardia, beberapa warga juga memilih uyntuk bertahan di tempat ketinggian yang dirasakan aman. Apalagi sebagaian besar mereka mengungsi ke rumah sanak saudara dan rekan kerja mereka.
“Kami berada di rumah saudara sendiri jadi biarlah sampai mana betul, baru kami kembali”, kata Rahmat salah satu warga Mangga Dua Pantai.
Namun ada juga warga yang kembali ke rumah mereka, terutama laki-laki sementara perempuan dan orang tua masih tetap bertahan di sanak keluarga.
Kendati begitu, Pemerintah dan Polres Ternate telah melakukan pemantau lokasi pantai dan mengajak warga untuk kembali ke rumah pasca berakhirnya peringatan dini tsunami.
Seperti diketahui Gempa bumi berkekuatan 7,1 skala richter mengguncang wilayah barat daya Ternate, Maluku Utara. Gempa terjadi pada pukul 22.08 WIB.
Episentrum gempa berada sekitar 135 kilometer barat daya Ternate dengan kedalaman 10 kilometer.
Atas gempa tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini tsunami di Maluku Utara dan Sulawesi Utara. Hingga kini belum diperoleh kondisi terkini di lokasi terdampak gempa. (red)
Komentar