MALIFUT- Aliansi Tarik Mandat Rakyat, mengancam akan melakukan pemboikoitan pintu masuk utama PT. NHM, karena dinilai tidak memperhatikan kebutuhan masyarakat lingkar tambang di lima kecamatan berupa pendidikan dan kesehatan.
Bahkan, ATM akan melakukan aksi mogok di depan pintu masuk, mulai terhitung sejak 27 hingga 30 Agustus, jika PT. NHM tidak segera mereaslisasikan tuntutan mereka.
Koordinator aksi ATM, Fikram S dalam keterangan tertulis menjelaskan, aksi dilakukan hari merupakan bentuk kekecewan terhadap pihak PT. NHM, yang mulai tidak tranparansi berkaitan proses pencairan bantuan beasiswa di lima kecamatan lingkar tambang meliputi, kecamatan Kao Barat, Kao Utara, Kao, Malifut dan Kao Teluk.
“Iya beasiswa bagi mahasiswa harus dirubah proses pencairan, bila perlu dalam satu tahun berjalan dua kali untuk pencairan beasiswa. Dan besaran anggaran mestinya dinaikkan, jangan mahasiswa semester awal 1 juta serta semester 3 dan seterusnya hanya 3 juta, tidak berbanding lurus PT. NHM beroprasi begitu lama,”jelasnya, Selasa (27/8).
Is mengatakan, permasalahan beasiswa dari tahun ke tahun selelau bermasalah, sebab proses pencairan tidak tranparansi yang dilakukan pihak CSR diwilayah lingkar tambang.”Kami minta juga NHM harus evalusi CSR di masing-masing koordinator kecamatan,” katanya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, berkaitan dengan pembangunan rumah sakit berada di wilayah Kao, secepat juga diselesaikan pihak NHM, jangan saling melepas tangungjawab baik pihak PT. NHM dan Pemkab Halut. Apalagi, lahan sudah dibebasakan dengan anggaran hampir Rp 9 miliar lebih, dan tender proyek juga sampai saat ini belum dilaksanakan.
“Pemkab Halut dan NHM jangan lepas tangan masalah RS Kao, ini berkaitan hak hidup masyarakat, sebelum dirujuk ke RS Tobelo harus dirawat inap sementara di RS Kao,” ujarnya.
Selain itu, PT. NHM dan Pemkab Halut, harus duduk bersama untuk mencari jalan keluar, agar masalah pendidikan serta kesehatan juga segera diselesaikan. “Ini masalah orang banyak, dimohon NHM dan Pemkab secepatnya menyelelesaikan,”tandas dia. (red)
Komentar