TERNATE,MSC-Dewan Pimpinan Daerah
Komite Nasional Pemuda Indoensia (DPD KNPI) Maluku Utara, memberikan
rekomendasi kepada Pemerintah hasil Focus
group discussion (FGD) dengan tema Ancaman Radikalisme Dikalangan Milenial,
Jumat (16/8/2019) malam di Bukit Pelangi Ternate.
Alasan KNPI Malut menggelar FGD
tentang ancaman radikalisme di kalangan millennial, karena saat ini makin
tumbuh subur seiring dengan Revolusi industri dan pengembangan era teknologi.
Kendati masih juga terjadi pro kontra soal itu.
TN-Polri yang hadir dalam diskusi,
membenarkan tentang adanya gerakan radikalisme yang mulai berkembang cepat
seiring perkembangan teknologi.
“Polri dalam mengambil sikap terhadap
gerakan ini menggunakan tiga metode, yaitu preventif dan represif serta
penegakkan hukum”,ujar Direktorat Binmas Polda Malut, Kombes Pol Muhammad
Nasihin.
Sedangkan Kepala Hukum Korem 152
Babullah Mayor Inf. Nainggolan mengatakan, lima alasan mengapa generasi
milenial menjadi radikalis atau bahkan teroris. Diantaranya, pemuda sedang
mencari identitas, pemuda yang butuh kebersamaan atau koloni, pemuda yang ingin
memperbaiki apa yang dianggap ketidakadilan, pemuda yang sedang mencari sensasi
dan kegagahan, serta pemuda yang menaruh simpati pada kelompok radikal teroris
melalui internet.
Selain dari unsur TNI-Polri, hadir
juga dalam diskusi akademisi pendidikan Abdurrahim Talib, Psikolog Syaiful
Bahri, Sosiolog Yahya Alhadad, Aktivis komunitas Jarod Sarif Tjan, Kelompok
Cipayung Plus, Bem IAIN Ternate, beserta sejumlah pengurus Osis SMA di Kota
Ternate.
Ketua DPD KNPI Malut, Irman Saleh,
kepada wartawan mengatakan, FGD yang digelar ini merupakan kegiatan langkah
awal antisipasi masuknya virus-virus radikalisme yang mengancam generasi
milenial.
Untuk itu, dalam undangan kehadiran
peserta FGD kebanyakan adalah Pengurus Osis dan BEM Fakultas seluruh
Universitas di Ternate, yang menurutnya rentan terhadap pengaruh virus
radikalisme.
Irman menambahkan FGD ini telah
melahirkan beberapa poin rekomendasi yang pihaknya sampaikan kepada Pemerintah,
TNI-Polri dan BIN. Rekomendasi tersebut antara lain, meminta kepada pemerintah
agar menggodok kurikulum sekolah dengan lebih maksimal agar kurikulum tersebut
menjadi benteng kokoh pertahanan generasi milenial dari virus radikalisme.
“Rekomendasi lain ialah meminta
pemerintah untuk lebih selektif terhadap konten-konten internet yang berbau
radikalisme. Selain itu, juga merekomendasikan kepada TNI-Polri serta BIN agar
memperketat pengawasan bidang keamanan terhadap ancaman dari pihak luar,
terutama masuknya ideologi yang menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945”, kata
Irman Saleh.
Menurutnya, KNPI Malut juga akan melakukan pelatihan-pelatihan atau sosialisasi yang menyasar generasi milenial agar terjauh dari pemahaman sesat radikalisme. Rekomendasi itu akan diserahkan secara tertulis ke Polda, Korem 152 Babullah dan Pemprov Malut.
“Kita harapkan agar semua pihak, terutama keluarga menjadi benteng kokoh bagi generasi muda, agar terhindar dari pemahaman ideologi yang bisa memecah belah bangsa dan negara,” tutupnya. (red)
Komentar