JAILOLO,MSC-Pemerintah
Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) (30/9/2019) pekan depan bakal menggelar
Festival Rera Tumding (FTR) yang dipusatkan di lokasi FTJ, Desa Gufasa,
Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar).
Pelaksanaan Festival
budaya sebagai langkah untuk mengeksplor seksistensi keberagaman suku dan
budaya melalui pergelaran atau festival
yang mengangkat ciri khas kebudayaan Halmahera Barat dari tujuh suku
asli seperti Ritual, Kuliner, Adat Istiadat, Kirab Budaya, Pertunjukan Seni
Budaya, Tradisi Lisan, Teknologi Tradisional, Pengetahuan Tradisional,
Permainan Tradisional, Pameran Kebudayaan dan Situs Sejarah serta Sarasehan
Sejarah dan Budaya Halmahera Barat. Sehingga dapat menarik minat para generasi
muda untuk kembali rasa memiliki warisan budaya sendiri.
Lutfi, Kabid
Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halbar mengatakan, Festival yang
akan dihelat pada 30 September 2019 akan diawali dengan kirab Budaya Nusantara
yang menampilkan kurang lebih 19 suku di Halmahera Barat maupun suku dari luar
provinsi Maluku Utara.
Sebab, menurutnya,
Kirab Budaya ini di mulai dari lapangan Sasadu menuju lapangan FTJ dan akan
menampilkan tradisi adat barter ini sebagai tanda Komunikasi sosial di halbar.
Sehingga tetap terjaga.
“Jadi butuh
pesan moral yang akan di tampilkan, untuk menjalin silaturahmi dalam acara
pembukaan nanti, ada kirab budaya nusantara dari suku dalam daerah dan dari
luar provinsi, agar berbagai macam suku yang ada di Halbar saling menjalin
silaturahmi, “ucapnya.
Menurut Lutfi
Festival ini merupakan satu agenda khusus yang tidak bisa diabaikan, sebab
menurutnya, FTR tersebut sebagai bentuk rasa hormat yang diberikan pemerintah
dan panitia kepada para leluhur.
“Sigofi Ngolo
ini bentuk permohonan kita kepada para leluhur untuk kelancaran kegiatan, tidak
bisa di pungkiri bahwa Daerah ini pada awalnya dihuni oleh para leluhur yang
notabenenya sangat fasih pada adat dan atoran sehingga yang di utamakan adalah
harus minta restu,” katanya
Lutfi menyebutkan,
dalam upacara ritual tersebut akan dipimpin langsung Kesultanan Jailolo bersama
perangkatnya.
“Kita akan
serahkan sepenuhnya kepada pihak kesultanan, nanti mereka yang melakukan
ritualnya, yang pasti panitia dan Jajaran Pemerintah juga turut ikut dalam
hajatan ritual tersebut,” jelasnya
Setelah
melaksanakan ritual sigofi ngolo sambung Lutfi, akan dilanjutkan dengan zikir
dan doa bersama di masing-masing agama yang dilaksanakan pada Minggu malam.
Karena Zikir dan doa bersama ini untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT
Tuhan yang Maha Esa. Untuk itu, bagi yang beragama Islam akan dilaksanakan
zikir bersama di Masjid, dan yang Nasrani nantinya dilaksanakan di gereja.
“Festival yang dilaksanakan ini bekerjasama antara Pemda Halbar dengan direktorat Jenderal kebudayaan dalam program platform Indonesia yang akan berlangsung selama lima hari dimulai pada Senin 30 September sampai hari Jumat 4 September 2019,” sambungnya
Meski demikian, Lutfi mengaku pembuakaan Festival Tera Tumding ini akan menghadirkan Kasubdit Sejarah Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Ahli platform Indonesiana untuk Halmahera Barat, Gubernur Maluku Utara, Walikota Tidore, Walikota Ternate, dan empat Sultan di Maluku Utara juga dari dinas kebudayaan kabupaten kota akan di undang. (ijha)
Komentar