oleh

Sejumlah Aktivis Deklarasi Dewan Otonomi Khusus Maluku Utara

TERNATE,MSC-Sejumlah aktivis perjuangan Provinsi Maluku Utara mendeklarasikan Dewan Otonomi Khusus (Otsus) Provinsi Maluku Utara. Deklarasi dilaksanakan di Hotel Batik Ternate, Sabtu (5/10/2019).

Dalam keputusan rapat Hamid Usman ditunjuk langsung sebagai ketua Dewan Otsus Maluku Utara dan Malik Ibrahim sebagai sekretaris. Hadir juga kalangan birokrasi Abubakar Abdullah dan Tahmid Wahab.

Hasbi Yusuf salah satu inisitaor mengatakan, dalam pertemuan sejumlah aktivis perjuangan provinsi Maluku Utara selain deklarasi perjuangan Otsus Maluku Utara, juga dilakukan refleksi 20 tahun perjalanan provinsi Maluku Utara serta menerbit kembali buku perjuangan provinsi Maluku Utara.

“Buku perjuangan provinsi Maluku Utara yang pernah diterbitkan Pemda Provinsi melalui Dinas Kerasipan banyak tidak termuat pelaku dan gerakan perjuangan. Dan itu diprotes semua aktivis perjuangan,” kata Hasby Yusuf.

Hadir pada acara rapat dan deklarasi perjuangan Otsus Maluku Utara, dari berbagai kalangan diantaranya, kalangan mahasiswa baik di Maluku Utara maupun mahasiswa Maluku Utara Bandung, Ambon dan Jakarta.

Selain itu juga dari kalangan pers ada Abdurahman Lahabato dan Rusli Djalil yang saat perjuangan provinsi sebagai awak media Ternate Pos satu-satunya media di Maluku Utara yang memperjuangkan Maluku Utara menjadi Provinsi.

Sofyan Daud salah satu mahasiswa yang saat itu turun ke jalan mengatakan, sebagai aktivis gerakan perjuangan provinsi tidak menuntut nama mereka dan kawan-kawan ditulis, akan tetapi Pemda diminta jangan memputar balikan sejarah.

“Kita semua ini bukan soal nama kita ditulis, tetapi yang kami nilai penulisan sejarah dalam buku itu lari dari sejarah aslinya,” kata Sofyan Daud yang kini sebagai anggota DPRD Provinsi Maluku Utara.

Untuk itu para pelaku pergerakan perjuangan Provinsi dalam pertemuan itu juga memutuskan untuk menerbitkan buku sejarah perjuangan provinsi.

“Kami dan teman-teman lain adalah saksi perjuangan yang masih hidup, kenapa dalam pembuatan buku tidak melaibatkan kami”, tegas Rusli Djalil. (red)

Bagikan

Komentar