oleh

Lelaki Gamsungi Itu Telah Pergi

Kabar duka kembali menyilimuti dunia jurnalis Maluku Utara. Sahat sekaligus wartawan senior dan penulis, Rusli Djalil, meninggal dunia karena sakit (penyempitan di bagian otak kiri pada Sabtu malam, 2 November 2019 di rumah sakit Siloam Manado.

Jenazah almarhum yang ditemani sang isteri Imelda Gobel serta putri Bungsu Wangi  serta para kerabat diterbangkan dari Manado dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air tiba di Bandara Babullah sekitar pukul 11 lewat. Rusli Djalil dimakamkan siang hari Minggu 3 November 2019 di kampong halamannya Gamsungi Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat.

Kasman Hi. Ahmad mantan Rektor UMMU ketika melapaskan jenazah almarhum di pelabuhan Dufa-Dufa Ternate menuturkan, Alhmarhum Rusli Djalil adalah seorang wartawan yang tangguh, lewat tulisannya telah merubah banyak dari sejumlah persoalan di Maluku Utara termasuk telah banyak melahirkan wartawan di Maluku Utara.

“Almarhum juga adalah pejuang perjuangan Provinsi Maluku Utara lewat tulisan-tulisan saat menjadi wartawan Ternate Pos yang mampu memotivasi perjuangan provinsi Maluku Utara. Almarhum telah banyak melahirkan wartawan-wartawan di Maluku Utara, dan semoga itu menjadi amal baik menuju surga”, kata Kasman.

Almarhum Rusli Djalil (pakai rompi) saat bersama kru Mingguan Ternate Pos (Foto : Dok Tepos)

Rusli Djalil yang dilahirkan dan dibesarkan di Gamsungi Kecamatan Ibu, dari sejumlah teman-teman semasa kuliah di manado telah mengenal dengan baik sepak terjangnya baik di dunia jurnalis maupun dunia aktivis.

Kembalinya di tanah kelahiran dan sekitar tahun 1998 almarhum dipanggil bergabung di Mingguan Ternate Pos, lewat karya jurnalisnya dan rukbrik Jubi almarhum kemudian dikenal seantero Maluku Utara. Gaya menulis yang khas dan enak dibaca, seakan tak percaya dengan penampilannya ala aktivis yang tak pernah hilang.

“Rusdi dikenal dengan tulisan-tulisannya yang berkualitas. Dia selalu berusaha agar tulisannya enak dibaca, dengan usaha yang cukup keras untuk pengecekan data, sehingga banyak yang suka,” kata sejumlah aktivis di media sosial.

Penampilannya yang lusuh dan berpakaian apa adanya dan berbading luru dengan isi otaknya terutama menulis, sehingga bagi kami di Ternate Pos saat itu menyebutnya Komputer Tua tetapi punya Memori yang besar sehingga mampu menampung banyak file.

Setelah di Ternate Pos, almarhum dan sejumlah rekannya bergabung membuat tabloid Aspirasi yang kemudian tak terbit dan saat ini kembali terbit dengan nama Harian Aspirasi Malut. Almarhum juga sempat bergabung di Garasi Genta dan menerbitkan tabloid Genta.

Dunai jurnalis almarhum tinggalkan setelah memilih menjadi komisoner KPU Halmahera Barat dan terpilih sebagai ketua KPU Halbar, selanjutnya periode berikut almarhum mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Halbar dari Partai Amanat Nasional (PAN) satu periode dan kembali berbagung dengan teman-teman di dunia jurnalis.

Terakhir almarhum oleh salah satu seniornya di Manado memilih untuk bergabung di PT NHM di bagian CSR dan hingga menghembuskan nafas terakhir almarhum tercatat sebagai karyawan di perusahaan pertambangan tersebut. Almarhum meninggalkan seorang isteri dan empat orang anak diantaranya duua putra dan dua orang putri.

Kini lelaki Gamsungi itu telah tiada, Selamat jalan  kawan. Karyamu kami kenang selalu. Banyak kesan yang kau tinggalkan kawan…Istirahatlah dengan tenang di sisi Allah SWT..Amin.

Bagikan

Komentar