TERNATE,MSC-Naiknya harga tiket
maskapai penerbangan turut mempengaruhi jumlah penumpang dari dan ke Bandar Udara
(Bandara) Sultan Babullah Ternate. Frekuensi penurunan hingga mencapai 17,26
persen.
Unit Penyelenggara Bandar Udara
(UPBU) Kelas II Sultan Babullah Ternate, mencatat, frekuensi penumpang selama
periode Januari hingga Oktober 2019, mengalami penurunan, dibandingkan dengan
tahun 2018 lalu.
Jumlah penumpang tahun 2018 sebanyak 731.657, sedangkan jumlah
penumpang tahun 2019 periode Januari hingga Oktober 2019 sebanyak 605.409, dan
mengalami penurunan 17.26 persen.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar
Udara (UPBU) Kelas II Sultan Babullah Ternate, Chairul Humam pada wartawan,
akhir pekan kemarin mengakui, aktvitas penumpang di Bandara Babullah selama
tahun 2019 diakuinya mengalami penurunan, dibandingkan dengan tahun 2018.
“Iya tahun 2019 mengalamai penurunan
dari sebelumnya. Ini juga dipengaruhi dengan harga tiket yang mahal beberapa
waktu lalu, yang sangat berdampak pada penurunan yang signifikan,” katanya.
Namun demikian mulai awal bulan November
harga tiket dapat dikatakan kembali normal mempengaruhi naiknya jumlah
penumpang. Dia mengatakan, saat ini frekunesi penumpang sudah mulai kembali
normal, presentasi pesawat yang datang
dan pergi dari Bandara Babulla Ternate sudah mulai ramai setiap hari, bahkan
pesawat Boeing Garuda, Lyon Air maupun Batik Air terlihat penuh penumpang.
“Belakang sudah mulai normal. Kita
lihat pesawat Boeing semua datang dan pergi padat dengan penumpang,” katanya.
Setiap hari ada sebanyak 26 sampai 30
pergerakan penerbangan, mulai dari pesawat Garuda, Sriwijaya, Lyon Air, Batik
Air, Wings Air, Trigana, Susi Air hingga pesawat-pesawat kecil yang melakukan
penerbangan lokal di Maluku Utara.
Chairul mengatakan, kenaikan jumlah
penumpang selain dipengaruhi normalnya harga tiket selain itu penutupan beberapa
rute penerbangan Garuda dengan jenis pesawat ATR di sejumlah Bandara di Maluku
Utara.
Dimana pesawat Garuda dengan tujuan
Ternate–Manado dan Ternate–Ambon, Kao-Manado sudah close, itu mungkin salah satu
penyebabnya sehingga penumpang mengalihkan ke Bandara Babullah.Pengaruhnya kata
Chairul, mungkin penerbangan dari Manado menuju Kao dihentikan, sehingga semua
penerbangan datang dan pergi semua di Ternate.
Sementara itu Chairul kepadatan penumpang dan pergi melalui Bandara Babullah Ternate, banyak didominasi oleh warga negara asing (WNA). Dimana setiap rute penerbangan dari Jakarta, Surabaya, Makassar maupun Manado ke Bandara Babullah selalu didominasi penumpang WNA asal Tiongkok.
“Kalau kita lihat saat ini penebangan sudah normal, WNA mendominasi dimana kita lihat penumpangnya setiap saat WNA tetap ada, mulai dari Manado, Makassar maupun Jakarta, rata-rata WNA ada dalam penerbangan dari dan menuju Ternate,” katanya. (red)
Komentar