oleh

Opal Harus Diterapkan Halaman Kantor dan Rumah

SOFIFI,MSC-Dalam rangka mengantisipasi harga cabe terus naik, Saiful Turuy menerapkan, inovasi Obor Pangan Lestari (Opal) sebagai implementasi proyek perubahan dalam pelatihan kepemimpinan nasional tingkat II Lembaga Administrasi Negara di Banten.

Dalam rangka mendukung  reformasi dan perbaikan kinerja kebijakan  maka pelaksana proyek perubahan peningkatan stabilitas harga dan komsumsi cabe melaluo inovasi Opal (Obaor Pangan Lestari)

“Masalah yang saat ini dihadapi pemerintah saat ini adalah kemampuan produksi domestik akibat tingginya biaya produksi serta masyarakat dan pasokan swasta dari luar daerah belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi cabe di Malut,”ujar Saiful dalam keterangan persnya.

“Lahan kantor serta pekarangan rumah harus dimanfatkan secara baik, dan kita juga  rekayasa teknologi inovasi sederhana dengan biaya rendah dengan invoasi Opal,” katanya.

Ia menjelaskan, cabe merupakan komoditi sayuran yang sejak lama sudah diusahkan  para petani dan masyarakat secara intensif, bahkan komoditi cabe juga masuk dalam kelompok rempah dan bisa juga menjadi sumber pendapatan dan kesempatan kerja  yang memberikan kontribusi  cukup tinggi terhadap ekonomi masyarakat.

Lanjut dia, penanam cabe di lahan pekarangan kantor dengan inovasi Obor Pangan Lestari (Opal) merupakan salah satu solusi untuk membantu penyedia cabe secara berkelanjutan, selain memenuhi pangan dan gizi keluarga, dan dapat meningkatkan  pendapatan keluarga  dari kelebihan hasil panen bisa di jual ke pasar.

Menyikapai flutuasi harga cabe, sudah tentun terjadi setiap tahun maka penanaman cabai di lahan pekerangan rumah maupun pekarangan kantor, melalui inovasi Opal merupakan salah satu solusi untuk membantu dan mendukung  penyediaan cabai di Malut.

Potensi pemanfataan lahan pekaranagan kata Saiful sangat muda untuk dilakukan, karena menurut menteri pertanian terdapat 10 juta hektar lahan pekarangan, 126 juta wanita dan 67 jiwa rumah tangga seluruh Indonesia, dana sesuai data sensus 2018 Malut jumlah penduduk 1 juta jiwa lebih, terhitung mengkomsumsi cabai sebesar 2,77 kg/ tahun dan kebutuhan sebesar 3,04 kg/tahun

Sedangkan untuk kota Tikep dengan jumlah penduduk 100,415 jiwa terdiri dari laki-laki 51.609 dan perempuan 49.806, dengan potensi tersebut maka upaya peningkatan ketahan pangan dan gizi kekuarga dapat tepenuhi khusus kebetuhan cabai rumah tangga. (red)

Bagikan

Komentar