oleh

Empat Komponen Punya Peran Berjalannya Pemilu Demokratis

TERNATE,MSC-Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) berjalan baik dan jurdil sangat bergantung dari empat komponen yang saling terkait, yakni penyelenggaran KPU, Bawaslu, DKPP, peserta pemilu, Pemili dan norma pemilu itu sendiri.

“Empat komponen ini sangat menentukan jalannya pelaksanaan pemilu yang sebaimana diamantkan dalam UU Dasar 1945, Dalam pasal 1 ayat 2 UU 45 menyatakan pemiludari rakyat untuk rakyat,”ungkap Sultan Alwan mantan ketua Bawaslu Provinsi Maluku Utara pada Koordinasi Sinergi Pengawasan Partisipatif Menyongsong Pilkada KotaTernate 2020, Kamis (12/12/2019) bertempat di Dapur Sorasa Ternate.

Peserta acara tersebut para guru dan siswa SLTA di kota Ternate itu, Sultan Alwan menyatakan, semua negara demokrasi pasti menyelenggarakan Pemilu, tapi tidak semua Pemilu berlangsung demokratis.

“Dalam pelaksanaan Pemilu maupun Pilkada masih terjadi kecurangan, Bawaslu yang bertugas mengawasi masih dirasakan tak boleh sendiri karena keterbatasan jumlah sumber daya manusia,” katanya.

Salah satu yang dibutuhkan Bawaslu adalah pengawasan yang dilakukan masyarakat termasuk para siswa sebagai pemilih pemula. Keterlibatakan masyarakat dalam mengawasli pemilu kata Sultan Alwan adalah pengawasan partisipatif. “Pengawasan Partisipatif adalah perwujudkan kualitas demokrasi,” katanya.

Dia juga mengatakan, fungsi Pemilu sebagai sarana yang sah bagi warga negara untuk mempertahankan atau mengganti secara damai dan bermartabat pemimpin/wakilnya untuk menjalankan pemerintahan.

“Memberikan kesempatan bagi warga negara terbaik untuk memimpin masyarakat dalam mewujudkan cita-cita bersama,”kata Sultan Alwan.

Sementara itu, anggota Bawaslu Kota Ternate Rusly Saraha pada kesempatan itu menyampaikan, wajah pemilu kita saat ini dimana calon atau parpol bersama tim sukses datang menyapa masyarakat hanya saat jelang pemilihan.

Selain itu belum bergulirnya pendidikan politik mencerah seperti sebaran fitnah, berita hoax serta lebih cenderung saling mengadu domba masyarakat. Selain itu terpenting masih terdapat pandangan sebela mata terhadap kelompok milineal dan terkesan diremehkan bahkan ditipu. Termasuk politik uang masih dianggap ampuh meraih suara.

“Padahal katanya, 35 sampai 40 persen pemilih yang ikut dalam pemilu,” kata Rusly Saraha seraya berharap kaum milineal termasuk kaum milineal memproteksi dirinya dengan kejernihan berpikir, sikap terbuka, menolak hoax dan mengoptimalkan potensi besar yang dimilikinya. (red)

Bagikan

Komentar