HALUT,MSC-Masuk dalam tim perumus
Musyawarah Nasional (Munas) Palang Merah Indonesia (PMI), ke XXI tahun 2019, dr
Arend Mapanawang berkesempatan mengusulkan empat poin yang menjadi program PMI.
“Empat poin yang di usulkan
diantaranya, Pembuatan Jurnal PMI, publikasi tiga bulan sekali, percepatan
pembangunan pabrik kantong darah, dan pembangunan lembaga riset,” jelas Arend
kepada wartawan di Tobelo, Kamis (19/12/2019).
Dia juga mengatakan, kendati masih
dalam tahapan penyempurnaan organisasi tetapi PMI sudah saatnya melakukan
penyusuaian untuk mengimbangi pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dari sisi perkembangan industri 4.0 pada skala internasional.
Ketua PMI Halut itu juga mengatakan,
sesuai hasil munas PMI diminta untuk mandiri sebagaimana sudah dilakukan
beberapa daerah dimana PMI Pusat membangun Rumah Sakit di Bogor, PMI Solo juga
mengembangakan klinik, membangun mini market bahkan apartmen serta jenis usaha
lainnya.
“Kami seluruhnya di minta
mandiri berdasarkan dengan hasil Munas PMI di Jakarta, dan PMI Bogor saat ini
telah memiliki aset berupa Rumah Sakit yang terakreditasi paripurna. Kemudian
PMI Solo juga sudah mengembangkan klinik, mengembangkan minimarket, apartemen
dan jenis usaha lain,” kata dokter yang sementara mengembangkan obat dengan
jenis tumbuhan lokal Halut.
Dalam pengembangan hal tersebut, PMI di daerah harus membutuhkan dukungan pemangku kebijakan di daerah dalam hal ini Gubernur, Bupati dan Walikota. Sebab lanjutnya, PMI bekerja untuk misi kemanusiaan dan kesehatan sama seperti dengan pemda memiliki tujuan yang sama.
“Untuk di Kabupaten Halut akan dilihat perkembangan pengembangan bidang bidang usaha untuk menunjang operasional kedepan,” kata Arend. (AL)
Komentar