oleh

Rorano dan GPM Bikin Pelatihan SAR Laut

TERNATE,MSC-Kecamatan Batang Dua merupakan wilayah terluar dari Kota Ternate, letaknya berada dalam posisi tengah lau bebas antara Ternate dan Bitung. Potensi kecelakaan di laut sangat tinggi,

Menyadari berbagai potensi kerawanan ini, LSM Rorano bekerja sama dengan Gereja Protestan Maluku (GPM) Klasis Ternate melaksanakan pelatihan SAR laut 25 – 29 November 2019 untuk tim relawan bencana AMGPM di sana.

Pelatihan SAR Laut berlangsung selama dua hari dengan pemateri Rusdin Jasrodi dan Husen Abubakar dari Basarnas Ternate. Materi yang diberikan antara lain  pencarian dan penyelamatan di laut serta pertolongan pertama untuk kecelakaan laut.

Selain itu, juga dilakukan simulasi pertolongan di laut jika terjadi kecelakaan berupa perahu motor yang tenggelam. Peserta pelatihan sebanyak 56 orang dari Angkatan Muda Gereja.

Sekretaris Klasis GPM Ternate Pendeta Donny Toisuta mengakui, pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan relawan d Batang Dua. GPM menurutnya telah memuat isyu mitigasi bencana dalam rencana induk pengembangan pelayanan dan berlaku untuk semua gereja GPM.

“Mereka sudah kita bekali dengan pengetahuan dan ketrampilan menghadapi ancaman gempa dan tsunami, kali ini ada SAR laut,” kata Donny.

Sementara itu, Direktur LSM Rorano, Asghar Saleh menyebut para relawan yang sudah terlatih akan jadi potensi SAR masyarakat yang ada disana. Jika ada kecelakaan atau kehilangan di laut, tim ini akan bergerak duluan sebelum datang bantuan pencarian dan penyelamatan dari Ternate.

Ke depan katanya, model  pelatihan berbasis masyarakat ini akan ditingkatkan kapasitasnya sehingga masyarakat sangat siap merespons berbagai ancaman bencana. Selain pelatihan SAR laut, LSM Rorano juga melaksanakan dukungan psikososial untuk ratusan anak anak yang terdampak gempa bumi pada hari ketiga. 

Ada juga dengan diskusi terbatas (FGD) dengan perempuan dan lelaki dewasa yang sebagian mengaku masih trauma dengan gempa 7,1 SR pertengahan November lalu. Tujuan kegiatan ini adalah penguatan kapasitas dan menghilangkan trauma.

“Caranya dengan berbagi informasi yang benar dan tepat tentang ancaman gempa bumi dan tsunami,” katanya.

Pada hari ke empat, para relawan bencana AMGPM juga di refresh pengetahuan dan skillnya dalam menghadapi bencana mengingat  mereka telah dilatih setahun lalu.

“Kita diskusikan secara terbuka apa saja kekurangan tim saat bencana kemarin dan bagaimana agar lebih responsif menghadapi berbagai potensi bencana yang masih mengancam mengingat Batang Dua dikelilingi banyak sekali subduksi lempeng yang bisa  memicu gempa besar,” jelas asghar

Salah satu kecelakaan yang menyisakan trauma adalah hilangnya KM Kairos dengan 18 penumpang pada awal  Agustus 2018 dan tidak ditemukan hingga kini. Batang dua memiliki dua pulau yakni Mayau dan Tifure dengan jumlah penduduk 2951jiwa.

Terbanyak berada di pulau Mayau dengan empat kelurahan yakni sebanyak 2128 jiwa dan sisanya sebanyak 823 jiwa mendiami dua kelurahan di pulau Tifure.

Kendala di daerah tersebut jarak tempuh Ternate-Mayau rata rata di atas 4 jam menggunakan speedboat, sementara dengan kapal atau fery bisa mencapai 8 jam. (red)

Bagikan

Komentar