oleh

Seluruh Pemda di Maluku Utara Diminta Konsisten Hadapi Penyebaran Covid-19

TERNATE,MSC-Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rorano Maluku Utara, Asghar Saleh SE ME meminta, seluruh Pemda di Provinsi Maluku Utara konsisten mengatasi penyebarang dan penangan Coronavirus atau CoVid19.

Salah satu langkah yang harus diambil terkait memutus mata rantai penularan, LSM Rorano meminta Pemerintah Propinsi dan Kabupaten Kota untuk konsisten dengan kebijakan meliburkan sekolah dan perkantoran. Kebijakan ini harus dilakukan secara terpadu dan terintegrasi termasuk dalam pengaturan masa libur atau bekerja dari rumah.

“Tak boleh Pemda A meliburkan pada tenggat waktu yang berbeda dengan Pemda B dan seterusnya,” ungkap Asghar Saleh dalam keterangan pers yang diterima malutsatu, Minggu (22/03/2020).

Dikatakan, mengapa kesamaan waktu penting? Karena 14 hari isolasi mandiri dan mengurangi pertemuan/kerumunan akan efektif memutus mata rantai penularan. Jika Pemda A memutuskan batas waktu hingga tanggal 1 April maka semua Pemda juga punya komitmen yang sama. Jika ada perbedaan waktu maka isolasi tak punya arti apa-apa.

Selain itu lanjut Asghar Saleh, gubernur agar segera mengumpulkan Bupati/Walikota untuk membuat kerangka kerja bersama yang jelas, terstruktur dan berlaku menyeluruh termasuk merencanakan penggunaaan anggaran darurat yang mesti diumumkan secara terbuka jumlah dan penggunaannya serta langkah antisipasi yang diperlukan dalam hal kebijakan ekonomi terutama mengantisipasi bulan Ramadhan 1441H.

Terakit dengan fasilitas yang dimiliki tenaga medis, LSM Rorano meminta gubernur untuk segera memfasilitasi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap untuk petugas kesehatan yang bekerja di RSUD Chasan Boesoerie sebagai rumah sakit rujukan.

“APD di RSUD sangat terbatas dan sesuai standard hanya sekali pakai. Tim CoVid19 RSUD Chasan Boesoerie berjumlah 12–14 orang sehingga butuh banyak APD dan ini jadi prioritas,” katanya seraya menambahkan di Indonesia Covid19 telah menyebabkan kematian bagi 3 orang dokter dan satu tenaga kesehatan serta menginfeksi puluhan pekerja kesehatan.

Sebagai organisasi profesi, Asghar Saleh mengajak semua harus memebrikan dukungan terehadap IDI Maluku Utara dan seluruh anggotanya untuk bekerja profesional sesuai keahlian yang dimiliki dalam tahapan diagnosa dan penanganan medis tanpa perlu berpikir pengadaan APD atau mencari donasi untuk membeli APD.

“Gubernur dan Bupati/Walikota untuk menyiapkan masker, hand sanitizer dan disinfektan serta obat obatan yang diperlukan dalam menghadapi wabah ini dengan menggunakan APBD sebagaimana telah diisyarakatkan dalam Keputusan Menteri Keuangan,” katanya. 

LSM Rorano meminta gubernur agar segera berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan atau Gugus Tugas Nasional untuk meminta memfasilitasi peralatan Laboratorium yang lengkap dalam hal pemeriksaan specimen di daerah terdekat. Di Manado misalnya ada  Balai Besar Tekhnik Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) milik Kementerian Kesehatan yang bisa dioptimasi.

“Dengan demikian pemeriksaaan specimen dari RSUD Chasan Boesoerie tak perlu dikirim ke Jakarta. Untuk deteksi kasus dan tracking kita berpacu dengan waktu. Kecepatan mendapatkan hasil pemeriksaan akan sangat membantu kerja tim di Ternate untuk melacak jejak interaksi kasus yang positif,” sebut Asghar Saleh.

LSM Rorano juga berharap Pemda menyiapkan lokasi alternatif untuk ruang isolasi dengan peralatan seperti Asrama Haji di Kota Ternate sebagai langkah antisipasi jika terjadi ledakan PDP dari Kabupaten Kota yang lain dalam waktu sebulan ke depan. (red)

Bagikan

Komentar