oleh

Pemda Diminta Berdayakan Penjahit Lokal Buat Masker Kain

TERNATE,MSC-Penularan virus corona (Covid-19) sejauh ini secara global merambah di lebih 200 negara dengan kematian lebih dari 69.000 orang. Di Indonesia, pemerintah menetapkan pembatasan sosial berskala besar dan memperpanjang status tanggap darurat hingga akhir Mei 2020.

Kini semua warga yang hendak keluar rumah harus menggunakan masker. Anjuran itu sesuai dengan imbauan Badan Kesehatan Dunia (WHO) agar masyarakat mengenakan masker.

Direktur LSM Rorano Maluku Utara, Asghar Saleh menuturkan, Virus Corona belakangan ini sudah sangat menghawatirkan dan tidak hanya dapat menggangu mobilitas manusia, akan tetapi menggangu mobilitas ekonomi sosial masyarakat pada umumnya.

“Bayangkan saja efek langsung yang dirasakan masyarakat adalah soal penjualan Masker, dengan harga yang begitu tinggi,”katanya.

Dikatakan, kelangkaan masker dimana-mana, ditambah lagi  harga masker yang pada awalnya satu box  hanya berkisar 10.000-20.000 rupiah kini menyentuh angka 350.000 untuk sekotaknya. sangat tidak menguntungkan bagi masyarakat.

Oleh karena itu, menurut Asghar Saleh, Pemda tidak perlu melakukan pemesanan masker di pulau jawa atau Jakarta, namun memberdayakan penjahit lokal dengan membuat masker dari kain.

“Masyarakat menggunakan masker kain yang dapat dicuci berkali-kali, dan dipastikan penjahit lokal dapat tambahan penghasilan di tengah lesuhnya order karena merebak wabah virus Corona,”saranya.  

Menurutnya, dengan kebijakan masing-masing pemda di Maluku Utara melibatkan para penjahit lokal memproduksi masker kain, paling tidak ada dua sisi yang diuntungkan.

Dimana menambah penghasilan masyarakat khususnya penjahit, dan dari sisi kesehatan masyarakat terhindar dari merebaknya virus setelah menggunakan masker. (red)

Bagikan

Komentar