TERNATE,MSC-Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rorano Provinsi Maluku Utara, Asghar Saleh meminta perhatian serius Gugus Tugas Provinsi maupun kabupaten dan Kota terkait kasus Covid-19 di KM Dorolonda.
“Tambahan 15 kasus positif berasal dari 8 adalah ABK KM Dorolonda yang masuk Ternate tanggal 16 April 2020, 4 orang Santri asal Morotai yang sebelumnya mondok di Tasikmalaya Jawa Barat positif Covid19, harus menjadi kluster baru di Maluku Utara,”kata Asghar Saleh kepada malutsatu, Kamis (30/4/2020).
Artinya, kata Asghar Saleh seluruh penumpang yang turun di Ternate dengan menggunakan KM Dorolonda baik yang telah melakukan rapid test maupun yang tidak melakukan rapid test segera melaporkan diri di petugas kesehatan.
“Data yang kami peroleh ada 259 penumpang dan ABK KM Dorolonda turun di Ternate pada waktu itu, dan sekitar 160 lebih waktu itu ikut Rapid Test. Hasilnya 21 Reaktif yang terdiri dari 19 ABK dan 2 Warga. Bagi yang Non Reaktif pada pemeriksaan pertama waktu itu wajib Rapid Test kedua,”katanya.
Alasannya menurut Asghar Saleh, kasus kematian salah satu pasien asal Kayoa di RSUD Labuha dengan status Reaktif Rapid Test dan telah dimakamkan dengan protokol Covid19 adalah penumpang Dorolonda yang tiba Ternate tanggal 16 April 2020.
“Patut dicatat juga bahwa tong pe sudara yang meninggal di RSUD Labuha dengan status Reaktif berdasarkan Rapid Test, dan telah dimakamkan dengan protokol Covid19 adalah penumpang Dorolonda yang tiba Ternate tanggal 16 April 2020,”katanya.
Untuk itu, untuk melindungi banyak orang, Asghar Saleh berharap harus jujur dan mau memeriksa diri kembali di petugas kesehatan. Tim gugus tugas juga harus berinisiatif melakukan tracking nama-nama penumpang.
“Tak semua penumpang KM Dorolonda saat itu berasal dari Ternate, oleh karena itu harus dilakukan tracking sesuai asal kabupaten dan kota di Maluku Utara,”pintahnya. (red)
Komentar