oleh

Anggaran Covid-19 Maluku Utara Telah Cair Rp20 Miliar

TERNATE,MSC-Realokasi Dana Tak Terduga (DTT) penanganan Covid-19 yang digeser dari APBD Provinsi Malut senilai 148 miliar, memasuki empat bulan Gugus Tugas Provinsi Maluku Utara sudah digunakan sebesar Rp20 miliar.

Hal itu disampaikan Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Utara, Samsuddin Abdul Kadir kepada tim Panitia Khusus (Pansus) DPRD Provinsi Maluku Utara, Selasa (9/6/2020).

Samsuddin Kadir kepada wartawan usai rapat menjelaskan, sebagai bentuk control DPRD terhadap penggunaan anggaran telah dilaporkan penggunaan anggaran Covid-19 oleh Gugus Tugas Provinsi.

Selain melaporkan penggunaan anggaran saat ini, Samsuddin juga menjelaskan dalam rapat tersebut dibicarakan langka-langka utama ke depan. “Tadi pilihannya lebih mengarah kepada apa langkah-langkah kita kedepan,”katanya.

DPRD kata Samsuddin lebih banyak memberikan dukungan terhadap pelaksanaan tugas-tugas tim Gugus termasuk sepanjang soal kebutuhan anggaran, jika diperlukan DPRD selalu memberikan dukungan penuh.

Dia menjelaskan, sampai saat ini  realisasi anggaran untuk anggaran DTT tercatat pencairan terakhir tanggal 29 Mei, dan telah direalisasi mencapai Rp20 miliar sekian dari total Rp 148 miliar. “Karena kita masih saja berusaha, karena belum tau ini berakhirnya kapan, kita berusaha memenuhi sesuai dengan kebutuhan,” ungkapnya.

Menurut dia, prinsipnya DPRD memberikan dukungan penuh terhadap kerja-kerja gugus tugas dalam percepatan penanganan corona virus di Maluku Utara.

Menurutnya, DPRD tetap membantu pelaksanaan tugas-tugas tim gugus di Provinsi sepanjang masih membutuhkan penambahan anggaran, DPRD siap membantu.

Dirinya juga mengakui, kebutuhan untuk pencegahan dan penanganan saat ini bisa mengarah pada pelaksanaan pemenuhan-pemenuhan upaya penindakan seperti PSBB. Tetapi itu tergantung dari penetapan terhadap situasi yang ada.

“Kita memang sekarang belum beralih PSBB, era new normal kita masih melihat situasi kedepan, langkah-langkah yang kita ambil sesuai kajin-kajian epidemiologi apa yang harus kita bijaki dan kita ambil,” katanya.

Selain itu, dia juga mengungkapkan, kedepan mungkin pembiayaan pada bidang pencegahan lebih ditingkatkan. “Kita lebih baik mencegah daripada mengobati, kalau kita sudah mencegah berarti orang tidak perlu masuk rumah sakit,” singkatnya. (red)

Bagikan

Komentar