oleh

Isolasi Mandiri Tak Mampu Putuskan Mata Rantai Penyebaran Covid-19

TERNATE,MSC-Terdapat ratusan warga di Kota Ternate saat ini menjalani isolasi mandiri di rumah. Ratusan warga tersebut merupakan hasil tracking petugas kesehatan karena telah melakukan kontak dengan pasien positif.

Direktur LSM Rorano Maluku Utara, Asghar Saleh menilai, isolasi mandiri yang diterapkan Gugus Tugas Kota Ternate, tidak efekti dan tidak mampu memutuskan mata rantai penyebaran corona virus di Ternate.

Sebab katanya, dari aspek regulasi membolehkan tetapi laporan masyarakat menyebut isolasi mandiri ternyata tidak dijalankan secara sungguh-sungguh sehingga ada kemungkinan kontak meningkat lagi.

“Akhirnya tujuan Rapid Test sebagai skrinning awal untuk mempercepat penegakan diagnostic menjadi tidak efektik,”kata Asghar Saleh dalam keterangannya yang diterima malutsatu.com.

Menurutnya, sepanjang April hingga Juni, ada 199 orang dinyatakan reaktif Rapid Test dari 1700-an yang diperiksa. Jumlah ini belum termasuk yang diperiksa pihak swasta. Penambahan paling banyak terjadi sepanjang Mei dimana hasil tracking meningkat saat menjaring mereka yang melakukan kontak erat dengan pasien positif.  

“Tracking dan Rapid Test ini mestinya membantu upaya pemutusan rantai penularan namun tidak demikian karena mereka yang reaktif Rapid Test harus menunggu pengambilan Swab. Yang sudah di Swab Test juga harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium,”katanya.

Sejak awal kata Asghar Saleh, ketiadaan Lab PCR sudah jadi masalah dalam mempercepat penegakan diagnostic. Fasilitas TCM juga terbatas runningnya. Belum lagi cartridge yang habis. Penumpukan dan waktu tunggu yang lama membuat upaya tracking dengan prioritas menemukan kontak pada 72 jam pertama menjadi sia sia. Apalagi mereka yang Rapid Test hanya dikarantina mandiri.

Dikatakan sebagai catatan ada warga yang sudah dikarantina sejak awa Mei tetapi hingga kini belum mendapatkan hasil Swab. Jika karantina dipusatkan di suatu tempat maka kemungkinan menyebar akan kecil. “Tetapi  saat ini seluruh fasilitas karantina penuh. Warga diminta isolasi mandiri tanpa pengawasan yang optimal,”sebut Asghar Saleh.

Menurutnya, dari aspek regulasi membolehkan tetapi laporan masyarakat menyebut isolasi mandiri ternyata tidak dijalankan secara sungguh-sungguh sehingga ada kemungkinan kontak meningkat lagi.

Oleh karena itu, Asghar Saleh meminta, Pemkot Ternate dan Pemprov Maluku Utara melakukan koordinasi untuk melakukan Swab Test terhadap kontak erat dari pasien positif baik dari kalangan keluarga maupun orang dekat lainnya.

“Tidak lagi melakukan Rapid Test karena hanya mengulur waktu dan tidak lagi efektif memutus mata rantai penularan mengingat transmisi lokal di Ternate sudah sangat banyak dan tidak terkontrol,”ujar Asghar Saleh.

Sebab katanya, jika membaca berbagai hasil analisa epidemiologi dan pernyataan Kadis Kesehatan Maluku Utara tentang Kota Ternate sebagai episentrum penyebaran Covid19 di Maluku Utara.

“Kami menilai bahwa sejauh ini belum ada langkah kongkrit dalam pemutusan rantai penularan. Penambahan kasus masih sangat tinggi dalam empat hari ini tak ada penambahan karena cartridge kosong sehingga TCM tidak running dan transmisi lokal menunjukan trend yang naik,”ungkapnya. (red)

Bagikan

Komentar