oleh

Banyak Karyawan Terpapar Covid-19, IMM Malut Minta PT NHM Ditutup

TERNATE,MSC-Meningkatnya kasus tambahan terkonfirmasi COVID-19 di Provinsi Maluku Utara, terutama di kabupaten Halmahera Utara menyeret nama perusahaan PT Nusa Halmahera Mineral (NHM). Pasalnya, perusahan pertambangan tersebut merupakan penyumbang terbanyak dari kasus positif virus Corona di Kabupaten Halmahera Utara.

Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Provinsi Maluku Utara (DPD IMM Malut), Alfajri A Rahman meminta aktivitas pertambangan di Gosowong itu segera ditutup sementara demi keselamatan karyawan lainnya.

IMM kata Alfajri berharap PT. Indotan Halmahera Bangkit, Investor baru PT. NHM segera melakukan langkah-langkah agar dapat mengurangi penyebaran Covid-19 di sana, tidak cukup dengan menerapkan protocol kesehatan bagi karyawan yang tersisa di lokasi pertambangan itu.

“Tujuannya adalah untuk mensterilkan pabrik agar nanti setelah karyawannya kembali bekerja bisa benar-benar bersih atau bebas dari virus Corona,”kata Alfajri kepada wartawan, Rabu (8/7/2020) di Ternate.

Sebab katanya, saat ini sejumlah karyawan masih tetap bekerja sehingga dikuatirkan karyawan tersebut terpapar Covid-19, karena areal pertambangan belum steril. Katanya, kasus NHM sudah menjadi kluster terbesar di Maluku Utara dengan kejadian transmisi lokal.

Dari kejadian tersebut, lanjut dia, bisa dijadikan sebagai cambuk agar lebih meningkatkan protokol kesehatan ketat. “Harus diakui bisa saja masih ada kelemahan dalam me-manage protokol kesehatan, infonya ada ratusan karyawan terkonfirmasi positif. Ini mungkin ada yang kurang tepat,” pungkasnya.

Alfajri juga menyentil keterangan pihak perwakilan PT. Indotan Halmahera Bangkit sebanyak 123 pasien telah dinyatakan negatif Covid-19 atau sembuh. “Ini informasi yang disampaikan tidak punya dasar, sangat membingunkan semua orang,”katanya.

IMM juga selain meminta Pemda Provinsi Malut turun tangan, juga meminta Pansus DPRD Maluku Utara Covid-19 segera memanggil manajamen PT NHM mempertanyakan keselamatan karyawan yang saat ini masih bekerja.  

Saat ini jumlah kasus terkonfirmasi psoitif di Halut mencapai 225 kasus, dan dari jumlah tersebut karyawan NHM sebanyak 194 kasus. Belum lagi 72 karyawan yang masih menjalani karatina di sejumlah hotel di Ternate yang masih menunggu hasil uji Swab Test.

Sebab dari Gugus Tugas Nasional maupun Provinsi saja belum memperoleh data kesembuhan ratusan karyawan pertambangan itu. Oleh karena itu Alfajri mempertanyakan pernyataan dari perwakilan PT. Indotan Halmahera Bangkit.

Juru Bicara Gugus Tugas Provinsi Maluku Utara, dr Alwia Assagaf saat dikonfirmasi terkait karyawan NHM yang sudah sembuh mengaku belum ada laporan masuk ke Gugus, sehingga dirinya belum berani menyebut apakah karyawan-karyawan itu sudah sembuh.

Dia mengatakan, kalau karyawan NHM yang sembuh baru 1 orang yang menjalani karatina di Sahid Hotel. Sedangkan yang di Tobelo kata dr Alwia Assagaf belum ada laporan dan tingkat kesembuhan masih tetap saja belum ada penambahan.

“Jangankan Gugus Provinsi, Gugus Pusat saja belum ada laporan jumlah kesembuhan. Kalau mekanismenya pihak laboratorium yang dipakai NHM yaitu RS Siloam Manado yang melaporkan ke Gugus Pusat selanjutnya Gugus Pusat yang menyampaikan ke Gugus Provinsi setelah tercatat di nasional,”kata dr Alwia Assagaf.

Menurut Ketua IDI Maluku Utara itu, pasien Covid-19 baru dinyatakan sembuh setelah hasil pemeriksaan laboratorium hasilnya dua kali negatif. “Kalau sembuh itu harus dua kali negatif,”katanya.

Dia juga mengatakan saat ini sesuai laporan, NHM tidak lagi menggunakan RS Siloam Manado dan saat ini NHM sudah bangun kerjasama dengan RS Mitra Keluarga Jakarta untuk pemeriksaan spacemen swab test karyawan NHM.

Informasi yang diperoleh wartawan dimana hasil pemeriksaan follow up ratusan karyawan tersebut baru satu kali hasilnya negatif. Sehingga belum dapat dikatakan sembuh.   

Terakit hal tersebut, Manajer Komunikasi PT NHM Ramlan Sirait ketika dihubungi mengaku belum dapat memberikan keterangan, karena dirinya saat ini sedang sakit. “Saya masih sakit maaf pak,”ujar Ramdani Sirait melalui pesan WhatApp.

Sementara itu juga perwakilan PT. Indotan Halmahera Bangkit, Amin Anwar dihubungi tak menggubris pertanyaan wartawan. Bahkan pernyataan wartawan melalui WhatsApp hanya dibaca tanpa membalas. (red)

Bagikan

Komentar