oleh

IMM dan KAMMI Kecam Tindak Represif Polisi di Maluku Utara Terhadap Demonstran

TERNATE,MSC-Ikatan Mahasiswa Muhammadiyh (IMM) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) melakukan aksi demo di Mapolda Maluku Utara terkait sikap respresif oknum anggota Polisi terhadap sejumlah massa mahasiswa yang melakukan aksi penolakan UU UNIMBUS LAW pada Selasa kemarin.

Baik IMM maupun KAMMI mengutuk keras tindakan represif oknum-oknum anggota Polisi dalam menangangi masa mahasiswa ketika berunjuk rasa. Aksi masa IMM dan KAMMI diterima Wakapolda Malut Brigjen Pol. Lukas Akbar Abriari.

Dihadapan sejumlah massa aksi  IMM dan KAMMI,  Kapolda mengaku siap menindak tegas bagi oknum anggota Polisi terhadap massa melakukan aksi penolakan UU Unimbus Law.

“Sejumlah tuntutan para unjuk rasa kami sudah terima dan akan menindaklanjuti, sementara bagi oknum anggota Polisi melakukan tindakan diluar SOP, segera mungkin perwakilan IMM dan KAMMI untuk buat lapor,”ungkap, wakapolda di hadapa sejumlah massa aksi, Kamis (15/10).

Lukas Akbar mengatakan, para pengunjung rasa juga harus menahan diri ketika menyampaikan pendapat di depan umum karena diatur dalam UU. Maka sebagai keamanan tugas mengawal aksi dan berkomunikasi dengan pemerintah. “Dalam unjuk rasa kami selalu mengevaluasi dan mengingat ke anggota agar jangan melakukan tindakan diluar protap,”katanya.

Dia mengingatkan, dalam aksi para mahasiswa juga harus mengawal massa aksi sehingga tidak terjadi tindakan diluar kewajaran. “Kalau massa begitu banyak, jangan koordinator lapangan musti melebih dari satu orang agar bisa terkontrol,”tandas.

Terpisah koordinator lapangan IMM dan KAMMI, Ali Jumran Pina dalan audens menyampaikan, secara nasional PP KAMMI dan DPP IMM sangat mengecam aksi premanisme anggota kepolisian berhadap massa aksi.

Sehingga kedatangan ke Polda kembali mengingatkan agar kepolisian jangan terlalu agresif pada saat menanangi para mahasiswa yang melakukan unjuk rasa penolakan UU Unimbus Law.

Tidak hanya itu, lanjut dia, sebagai mahasiswa Malut juga sangat menyesal tindakan penangkapan mahasiswa sampai ada yang korban kekerasan. “Kami menyesal ada mahasiswa ketika ditangkap rambut mereka aparat kepolisian gunting sampai botak, kami ini bukan tahanan korupsi atau pencurian sampai kepala mahasiswa di botaki,”sesal Korlap di hadapan Waka polda.

Senada ketua umum PC IMM Kota Ternate, Zulkarnain Pina menuturkan,  sesuai instruksi DPP IMM ketika kader IMM ditangkap mestinya kepolisian jangan terlalu agresif di lapangan. “Kami juga menolak pemeriksaan yang ganjik (tes urien) bahkan jangan memberikan keterangan apapun sebelum ada penasehat hukum,”cetusnya.

Dia menambahkan, apapun yang dilakukan pihak kepolisian pada saat ujuk rasa tidak dibenarkan jika di luar SOP. “IMM tetap mengawal agar tidak lagi tindakan kekerasan terhadap mahasiswa,”pungkasnya. (red)

Bagikan

Komentar