TERNATE,MSC-Kunjungan kampanye calon walikota dan wakil walikota Ternate, Muhammad Hasan Bay-Mohammad Asghar Saleh, di Kelurahan Maliaro, pada Selasa malam (12/11) mendapat sambutan dari masyarakat setempat.
Dalam orasi politiknya, Mohammad Asghar Saleh hendak menjawab pelbagai tuduhan dan fitnah yang selama ini dialamatkan kepada pasangan MHB-GAS. Ia mengatakan bahwa rakyat kota Ternate hari sudah semakin cerdas. Jika masyarakat ingin mengetahui benar tidaknya dari fitnah dan tuduhan yang direporduksi secara masif, mereka bisa mencari informasi dari sumber terpercaya.
“Anda bisa membuka kembali berita-berita lama maupun baru. Saya yakin Anda tidak akan temukan berita yang menyebutkan Hasan Bay atau Asghar Saleh dalam kasus penyelewengan anggaran atau terlibat dalam kasus hukum. Kami tidak pernah berurusan dengan Kejaksaan dan BPK,” tutur Asghar Saleh, pada Kamis (12/11/2020).
Menurutnya selama dirinya dan Hasan Bay menjabat sebagai anggota dewan belum ada kasus yang menimpa mereka. Asghar tidak memungkiri kalau fitnah pada mereka kerap bertebaran. Tetapi fitnah dan tuduhan yang ada tidak pernah ada yang terbukti kebenarannya.
“Selama saya menjabat selama satu periode sebagai anggota DPRD kota Ternate atau bapak Muhammad Hasan Bay sebagai anggota dewan provinsi, belum ada ceritanya kami dipanggil kejaksaan atau BPK. Kami meninggalkan jabatan itu bersih dari kasus apapun. Tentu saja ada fitnah, namun tidak satu pun fitnah itu terbukti benar,” imbuhnya.
Di samping itu, Asghar kemudian menegaskan komitmen MHB-GAS dalam membangun kota Ternate sesuai degan falsafah Adat Seatorang. Karena baginya Ternate sangat berbeda dengan daerah dan/atau Kab/kota lainnya, sehingga posisinya tidak bisa serta merta disamakan.
“Kota Ternate ini beda dengan kota dan/atau kabupaten yang lain. Ternate ini juga berbeda dengan daerah-daerah lainnya. Ternate merupakan negeri kesultanan yang tidak bisa disamakan posisinya dengan daerah-daerah lain. Untuk membangunnya kota ini harus sesuai dengan falsafah dari daerah ini, yaitu adat seatorang,” terang Asghar.
Ia juga menyentil pihak-pihak tertentu yang mencoba untuk mempolitisasi Adat Seatorang. Kata Asghar orang-orang yang punya kepentingan politik selalu mengatakan akan menjunjung tinggi Adat Seatorang tanpa mereka memahami substansi dari Adat Seatorang itu sendiri.
“Falsafah Adat Seatorang yang sering di politisasi oleh setiap kandidat, setiap politisi, setiap calon anggota DPRD, setiap calon walikota, dan setiap calon gubernur yang hendak berbicara di hadapan rakyat bahwa akan menjunjung tinggi adat Seatorang. Tapi kalau (mereka) ditanya bagaimana adat Seatorang yang akan mereka lakukan ketika memimpin kota ini, banyak tidak mengetahui,” pungkasnya. (red)
Komentar