SANANA- Hutan mangrove atau bakau merupakan hutan yang tumbuh di air payau yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Manfaatnya dapat memengaruhi ekosistem pesisir pantai, laut, hingga daratan. Sekarang ini memang hutan mangrove tidak hanya menjadi wilayah konservasi bakau saja, namun juga menjadi lokasi tujuan wisata para pelancong.
Tempat wisata hutan mangrove bisa jadi alternatif destinasi alam yang menyegarkan. Menikmati udara hutan mangrove ditambah lagi pemandangan yang begitu menyegarkan mata, pastinya membuatmu betah.
Desa Pohea, Kecamatan Sanana Utara, Kabupaten Kepulauan Sula kini mengembangkan objek wisata hutan mangrove. Tak hanya itu untuk memudahkan para pelancong, lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pohea saat ini telah menyiapkan homestay agar pelancong dapat bermalam di hutan wisata mangrove.
Kepala Desa Pohea Rudi Duwila menjelaskan, penyediaan homestay merupakan salah satu inisiatif yang dilakukan BUMDes Pohea, sebagai bagian dari komitmen membantu program pemerintah mengembangkan destinasi wisata.
Untuk memanjakan para pengunjung lanjut Rudi Duwila saat ini tersedia sebanyak 6 unit homestay dan 8 unit Gajebo serta 2 unit rumah kuliner dan 2 unit toilet umum. Homestay dilengkapi berbagai fasiltas berupa tempat tidur, ruang tamu, kipas angina, toilet. Bahkan homestay tersebut tamu juga disediakan minuman teh setiap pagi dan sore serta menu lainnya untuk dapat dinikmati.
Rudi mengatakan, wisata magrove Libsangaj harga Homestay untuk pengunjung Rp.250.000. Akan tetapi saat ini dilakukan promosi untuk menyambut liburan tahun baru dengan barol Rp175.000 per hari.
“Saat ini kami adakan promo Homestay dengan harga menjadi Rp. 175.000/hari. Promo tersebut untuk warga kota Sanana dan sekitarnya. Bahkan tamu-tamu yang dari luar yang mungkin tidak nginap di Hotel, bisa ke Homestay wisata Magrove desa Pohea,”kata Rudi Rabu (1/12/2021).
Wisata mangrove Libsangaj yang dikenal juga sebagai wisata pelangi ini, kata Rudi Homestay nya juga telah disiapkan untuk tamu dari Kementrian yang akan hadir di Festival wisata Nasional di Kabupaten Sula.
“Untuk kedatangan tim yang akan datang ke kegiatan Vestival Tanjung waka Kami juga mempersiapkan kehadiran tamu dari kementrian jika berkunjung ke wisata yang ada di Sanana Utara khusnya di Desa Pohea,”tandasnya
Untuk lebih memanjatkan para tamu setelah seharian menikmati perjalanan, khusus tamu pria telah disiapkan tukang pijat tradisional. “Jadi kalau untuk tamu pria cape kami juga telah sediakan tukang pijat kampung atau pijat tradisional. Bahkan ada obat tradisional yang bisa dikonsumsi,”tuturnya.
Diketahui wisata mangrove Desa Pohea ini pernah diresmikan oleh Wakil Ketua DPD RI Mayjen Purnawirawan Nono Sampono. Jarak tempuh antara Kota ke tempat wisata mangrove Desa Pohea 9 km, dengan waktu perjalanan menggunakan transportasi darat sekitar 15 Menit.
“Ayo buruan ke desa Pohea untuk bisa berlibur bersama keluarga atau teman-teman di wisata magrove Libsangaj batas promo homestay hanya di akhir Desember”, ajak Kepala Desa Pohea Rudi Duwila. (mit)
Komentar