TERNATE-Angka prevalensi stunting di tingkat nasional berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mengalami penurunan sebesar 2.8% yaitu dari 24.4% pada tahun 2021 menjadi 21.6% di tahun 2022. Provinsi Maluku Utara sendiri mengalami penurunan sebesar 1.4% dari 27.5% di tahun 2021 menjadi 26.1% di tahun 2022.
Meskipun terjadi penurunan, namun stunting masih menjadi tantangan pemerintah karena target angka prevalensi stunting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu sebesar 14% di tahun 2024.
Untuk mencapai target tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng beberapa mitra terkait salah satunya sektor pendidikan, yaitu Perguruan Tinggi melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk turut beraksi dalam Percepatan Penurunan Stunting.
Bertempat di Multifunction Room Poltekkes Kemenkes Ternate (14/2/2023) yang diikuti 93 mahasiswa dan didampingi oleh Sekretaris Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate Al Azhar Muhammad, S.Kep, M.Sc., Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Dra. Renta Rego didampingi oleh Ketua Tim Pokja Pembinaan Ketahanan Remaja dan Pembinaan Keluarga Balita dan Anak.
Peserta diberikan materi pada kegiatan pembekalan PKL mahasiswa Prodi Diploma Tiga Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate Tahun Akademik 2022/2023 di Kelurahan Rum Balibunga Kecamatan Tidore Utara dalam wilayah kerja Puskesmas Rum Balibunga.
Renta saat memaparkan materi menyampaikan dasar hukum Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana tertuang pada Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 dan Peraturan BKKBN No. 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia (RAN PASTI) Tahun 2021-2024.
Tujuan Perpres No. 72 Tahun 2021 adalah untuk menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
Selanjutnya, Renta juga menambahkan bahwa mahasiswa yang melaksanakan PKL juga mempunyai peran dan tugas penting terkait penurunan stunting khususnya di Provinsi Maluku Utara.
“Sebagai mahasiswa yang melaksanakan PKL ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk membantu percepatan penurunan stunting di antaranya melakukan koordinasi dengan kepala desa atau lurah setempat dalam proses dan pelaksanaan percepatan penurunan stunting,”pintahnya.
Selain itu lanjut kata Renta adanya literasi secara menyeluruh terkait pencegahan stunting, bekerjasama dengan PKB dan PLKB serta Tim Pendamping Keluarga dalam pendampingan keluarga beresiko stunting.
“Memberikan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya mencegah stunting dan membantu masyarakat dalam membangun sanitasi yang sehat, serta memberi pemahaman tentang usia kawin yang ideal dan bahaya bagi remaja yang menikah usia dini,”tambah Renta. (red/adv)
Komentar