MABA-Guna membahas percepatan penanganan stunting dan pelayanan keluarga berencana (KB), Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Nuryamin, S.TP, M.M lakukan pertemuan bersama Bupati Halmahera Timur Drs. H. Ubaid Yakub, MPA.
Tak hanya itu, Kepala BKKBN didampingi Ketua Pokja DP2KBP3A dalam pertemuan yang digelar di Kantor Bupati Haltim juga membahas penyerapan Dana Alokasi Khusus (DAK) termasuk informasi penuruan stunting.
Dimana untuk di Kabupaten Halmahera Timur, angka Stunting tercatat 32,3% pada tahun 2022 ini turun sebesar 0,4%. Bupati Ubaid Yakub menuturkan, penanganan stunting tetap menjadi perhatian bagi Pemkab Halmahera Timur.
Ubaid mengapresiasi kedatangan tim BKKBN untuk mensinkronkan dan mengingatkan percepatan program agar bisa selesai tepat waktu, termasuk membahas sinergitas ke depan.
“Program BKKBN sangat bermanfaat untuk masyarakat, Pemkab Halmahera Timur siap mensukseskan program-program KB, gerakan melawan stunting. Insya Allah program dapat terselesaikan seperti program KB, kita juga punya Duta Genre. Program kita tetap berjalan,”kata Bupati Ubaid Yakub pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Menurut Bupati, penanganan stunting di kabupaten Haltim dapat berjalan dengan baik, dan upaya pencegahan stunting dengan melakukan assesment dan mapping keluarga berisiko stunting serta audit penyebab terjadinya stunting.
Selain itu lanjut Bupati Ubaid Yakun, pelibatan komunitas-komunitas masyarakat seperti Genre dan poktan serta kelompok lainnya dalam pencegahan kekerasan seksual yang semakin tinggi angkanya di Halmahera Timur. Termasuk juga mendorong seluruh SKPD kolaborasi seluruh tenaga lini lapangan dalam melakukan intervensi yang tepat sasaran.
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Maluku Utara Nuryamin, S.TP, M.M mengatakan, ada 12 syarat keluarga sehat, yang pertama adalah KB. Program KB, katanya memang menentukan patokan tersebut, termasuk angka kematian ibu melahirkan, yang dari data diketahui banyak akibat melahirkan dalam usia masih terlalu muda.
Dikatakan, kematian ibu juga disebabkan melahirkan anak lebih dari tiga dan seterusnya. Diungkapkan bahwa kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tinggi, salah satunya akibat pernikahan usia dini.
Untuk menanggulanginya, Nuryamin menyarankan Pemkab Haltim melakukan pelayanan pemasangan alat kontrasepsi serentak kepada ibu-ibu yang sudah melahirkan lebih dari tiga kali.
“Misalnya, pakai implan yang tahan lama sampai tiga tahun atau IUD yang tahan sampai delapan tahun. Percepatan penurunan stunting ini juga menjadi perhatian khusus Presiden Joko Widodo dengan dikeluarkannya Perpres,”ungkapnya. (red/adv)
Komentar