TERNATE-Bawaslu Kota Ternate menggelar pembelajaran pengawasan pemilu partisipatif dan literasi kepemiluan pada Sabtu (7/9/2023). Suryadi S Abdullah, Anggota Bawaslu Kota Ternate yang membidangi Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas (HP2H), menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendorong partisipasi publik dalam proses pemilu.
Menurut Suryadi, pengawasan pemilu partisipatif harus dijadikan sebagai tanggung jawab bersama, bukan hanya semata tugas jajaran Pengawas Pemilu.
“Karena itu, dengan melaksanakan pengawasan pemilu partisipatif, kita dapat memastikan kualitas demokrasi yang sehat,” singkat Suryadi saat memberi sambutan pembukaan kegiatan.
Dalam kegiatan ini, dua narasumber dari kalangan pers dan akademisi diundang untuk memberikan pemahaman dan semangat dalam menjaga stabilitas demokrasi.
CEO kabarpulau.co.id, Mahmud Ici, menyoroti peran penting media dalam proses politik di Kota Ternate. Ia mengingatkan bahwa media memiliki peran besar dalam membentuk opini publik dan memengaruhi arah perpolitikan.
Ia juga memberikan contoh Pilkada 2007 Kota Ternate, dimana saat itu media arus utama dibagi menjadi dua kubu yang mendukung kandidat masing-masing. Mahmud Ici berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa sekarang.
Kerumitan semakin meningkat kata Mahmud Ici, dengan adanya media sosial dan penyebaran informasi palsu. Oleh karena itu, peran masyarakat dalam pengawasan partisipatif pemilu sangat penting.
Mahmud Ici juga menekankan bahwa media harus memastikan verifikasi informasi sebelum menghasilkannya menjadi berita.
Muhammad Tabrani, akademisi dari Universitas Khairun Ternate, menjelaskan bahwa program pengawasan pemilu partisipatif adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengawasan partisipatif dan literasi pemilu.
“Ini bertujuan untuk mendorong warga negara agar lebih aktif dalam mengawasi proses politik, terutama di Kota Ternate yang memiliki tingkat kerawanan pemilu yang cukup tinggi. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi risiko-risiko yang mungkin terjadi selama pemilu,” papar Tabrani.
Diketahui, kegiatan pembelajaran pengawasan pemilu partisipatif dan literasi kepemiluan ini melibatkan peserta dari kalangan pers, mahasiswa, OKP, dan sejumlah komunitas lainya. (red)
Komentar