oleh

Komitmen Harita Nickel Mengelola Air Limbah di Pulau Obi

MALUTSATU-Keberadaan perusahaan pertambangan tak luput dari isu lingkungan. Itu juga yang dirasakan perusahaan pertambangan dan hilirisasi PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel.

Perusahaan Pertambangan di Pulau Obi bukan hanya dilakukan oleh Harita Nickel yang beroperasi sejak tahun 2010, tapi ada juga perusahaan lain.

Kelompok Harita selain, PT Trimegah Bangun Persada Tbk mengoperasikan setidaknya empat anak usaha. Diantaranya PT Gane Permai Sentosa, PT Megah Surya Pertiwi, PT Halmahera Persada Lygend, dan PT Halmahera Java Feronikel.

Keberadaan anak usaha TBP saling terintegrasi masing-masing bisinis yang dimulai dari penambangan hingga pengelolaan bijih nikel. Sebua prestasi dunia, produksi nickel sulfat lahir dari pulau Obi.

Bagaimana perusahaan pertambangan dan hillirisasi nickel itu menajemen pengeoloaan lingkungan disana salah satunya mengenai pengolahan air limbah atau air limpasan tambang.

“Manajemen pengelolaan limbah dalam melaksanakan kegiatan pertambangan dengan berpedoman pada dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sejak mulai beroperasi di Pulau Obi,”ungkap Frengky selaku Superintendent Dry Stack Tailing Facility (DSTF) PT Halmahera Persada Lygend (HPAL) Harita Nickel, Minggu 17 Desember 2023.

Kawasan Pertambangan Harita Nickel di Pulau Obi

Dalam proses uji parameter pH dan TSS, Harita Nickel rutin melakukannya setiap hari, dan Perusahaan juga diwajibkan melakukan pemantauan setiap bulan serta analisa di laboratorium terakreditasi dan pelaporan ke Instansi Lingkungan Hidup setiap triwulan.

Dimana hasil pemantauan menunjukkan bahwa perusahaan telah memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2006, tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Pertambangan Bijih Nikel.

“Kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan rutin dilakukan dan laporkan setiap 6 bulan sekali ke LHK dan ESDM. Tak hanya itu, mereka juga verifikasi langsung kondisi di lapangan,” kata Frengky.

Soal pengelolaan air limbah ini, Harita Nickel membangun sejumlah infrastruktur, mulai dari drainase, drop structure, kolam pengendapan sebelum keluar ke Sungai Todoku. Termasuk salah satu langkah pengelolaan air yang dilakukan perusahaan adalah dengan membuat kolam sedimen (sediment pond). Dimana Harita Nickel memiliki 2 kolam sedimen berukuran besar bernama Bunaken dan Tuguraci.

Kolam sedimen Bunaken memiliki kapasitas total sebesar 200.000 meter kubik, sedangkan kolam Tuguraci berkapasitas total 1,2 juta meter kubik. Secara keseluruhan, kedua kolam sedimen tersebut memiliki total luas sekitar 53 hektare.

Selain itu, perusahaan juga memiliki kolam-kolam berukuran lebih kecil di daerah aliran hulu serta sejumlah check dam. Jika digabung dengan kolam sedimen Bunaken dan Tuguraci, kolam-kolam tersebut memiliki total luas 70,26 hektare dan kapasitas 1.545.720 meter kubik.

Kolam sedimen berfungsi untuk mengendapkan sedimen-sedimen yang dibawa oleh air sisa aktivitas pertambangan dan industri perusahaan. Hal ini agar air tersebut tidak mengandung zat-zat yang berbahaya ketika dilepas ke aliran sungai dan laut terdekat. (red)

Bagikan

Komentar