oleh

Nickel Sulfat Mulai Memberikan Kontribusi Ekonomi Maluku Utara

TERNATE,MALUTSATU-Nickel Sulfat (Sulphate) merupakan bahan utama penyusun prekursor katoda baterai kendaraan listrik yang diproduksi PT Halmahera Persada Lygend (HPL) (anak usaha PT Harita Nickel) di Pulau Obi, mulai memberikan kontribusi ekonomi Maluku Utara.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara merillis ekonomi Maluku Utara tahun 2023 tumbuh sebesar 20,49 persen, melambat dibanding capaian tahun 2022 yang mengalami pertumbuhan sebesar 22,94 persen.

Kepala BPS Malut Aidil Adha menjelaskan, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah Industri dan Pertambangan yang didorong oleh tingginya produksi bijih nikel dan olahannya berupa ferronickel, MHP, Nickel Matte, dan Nickel Sulphate.

“Sektor Industri dan Pertambangan masih menunjukkan tren pertumbuhan yang impresif,”ungkap Kepala BPS Aidil Adha, di Ternate, Senin 5 Februari 2024.

Nikel sulfat sumbangannya 1.46 persen terhadap PDRB Maluku Utara, Pabrik nikel sulfat tersebut dimiliki Harita Nickel melalui unit bisnisnya PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) afiliasi bisnis dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk.  Dan salah satu pabrik Nikel Sulfat di Pulau Obi yang digadang-gadang terbesar di dunia yang memproduksi nikel sulfat dengan kapasitas 240 ribu ton pertahun.

“Kita punya pabrik nikel sulfat ini merupakan pertama di Indonesia dan terbesar di dunia, sehingga di tahun-tahun mendatang kontribusi nikel Sulfat akan bisa menjadi besar dan bisa saja lebih besar dari Ferronickel,”ujar Kepala BPS Malut.

Dia mengatakan, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 49,07 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor sebesar 28,67 persen.

Menurutnya, investasi di Maluku Utara masih terus berjalan, pada tahun 2023 nilai realisasi PMA sebesar 4.998,3 juta US$ dan PMDN sebesar 6.901,08 miliar rupiah. (sumber: BKPM)

Peningkatan aktivitas Pertambangan dan Penggalian utamanya didorong oleh produksi bijih nikel sebagai bahan baku utama pembuatan produk Ferronickel, MHP, Nickel Matte, maupun Nickel Sulphatte sebesar 79,30%

Diman alanjut Aidil Adha, Ferronickel tumbuh 59,29% secara y-on-y dan tumbuh 7,03% secara q-to-q, MHP tumbuh sebesar 117,31% secara y-on-y dan tumbuh sebesar 148,62% secara q-to-q.

Pertumbuhan yang sangat besar pada komoditi ini terjadi dikarenakan karena mulai beroperasinya smelter yang memproduksi MHP di Kab. Halmahera Tengah. Nickel Matte tumbuh 664,62% secara y-on-y namun kontraksi sebesar 22,70% secara q-to-q.

Seperti diketahui Pabrik nikel sulfat ini dimiliki oleh Harita Nickel melalui unit bisnisnya PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) afiliasi bisnis dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL). Produksi nikel sulfat dari pabrik ini mencapai 240 ribu ton per tahun. (red)

Bagikan

Komentar