TERNATE,MSC-Dewan
Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Maluku Utara bakal
menggelar diskusi public dengan tema; menelaah kematian mendiang kiki kumala.
Qamaria
Wahab Ibrahim alias kiki Kumala ditemukan tewas mengenaskan, 15 Juli 2109 di
Dusun Lokulamo, Desa Waibulen, Kecamatan
Wedah Tengah, Kabupetan Halmahera Tengah (Halteng) setelah dirampok, diperkosa
dan dibunuh M Irwan Tutuwarima alias Ronal. Rencananya dialog tersebut, Sabtu 27 Juli 2019, sekitar pukul 21 : 00
WIT, bertempat di Café Borneo Ternate,
Kelurahan Takoma.
Ketua Umum
DPD IMM Malut Alfajri A Rahman mengatakan, kasus kematian mendiang Kiki Kumala sangat menyita perhatian
bahkan membuat public Malut mengutuk keras terutama keluarga korban Kapita
Tahane agar pelaku mendapat hukuman mati.
Selain
menelaah kasus tersebut dikemas dalam focus grup discussion (FGD), ditelaah
oleh sejumlah narsumber dari berbagi
aspek terutama aspek hukum, social budaya dan agama.
“Diskusi ini
diharapkan menjadi bahan refleksi terhadap kaum perempuan di wilayah Malut yang
dihantaui pelecehan seksual, kekerasan, bahkan berujung pada kasus pembunuhan”
ujar Alfajri, Kamis (25/7)
Menurut
dia, beragama kasus dialami kaum perempuan hingga kasus human trafficking atau
perdangan manusia belum lama ini seperti
terjadi di Kabupaten Helmahera Utara (Halut) menitik beratkan bahwa Malut
dianggap darurat keamanan bagi kaum perempuan.
Alfajri
menilai, fenomena kasus ini semacam gunung es nampak di permukaan sangat kecil,
nyatanya tersimpan masalah besar. Disis lain,
mirisnya para pelaku atau tersangka tidak ada efek jera saat dikuhum
dalam penjara. Lantaran setelah bebas yang bersangkutan kembali mengulangi
tindak pidana bahkan lebih sadis,
sebagaimana dilakukan pelaku Ronal kepada almarhuma Kiki Kumala yang diketahui merupakan
residivis.
Oleh karena itu pihaknya berinsiatif yang mengagas dialog public tersebut untuk dijadikan gambaran melalui analisis para nasaumber sehingga dirangkum dalam satu bentuk rekomendasi nanti.
“Para pembicara adalah Kapolda Malut, Praktisi Hukum, Penggiat Oraganisasi Perempuan, Dinas Perhubungan Provinsi, Keluraga Korban, dan Sosiolog Malut beserta undangan OKP dan Bem Hukum UMMU dan Unkhair. Semoga dialog ini berjalan dengan lancar sesuai harapan yang diinginkan kita bersama” tandas Alfajri. (red)
Komentar