oleh

Bawaslu Jangan Menjadi “Menara Gading” Dengan Masyarakat

TERNATE,MSC-Anggota Bawaslu Mohammad Afifuddin mengatakan, Bawaslu sebagai lembaga yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilihan Umum harus terus berinovasi agar lebih dekat dengan masyarakat guna menebar semangat pengawasan partisipatif.

“Untuk itu bersama masyarakat Bawasu jangan menjadi “Menara Gading” yang memiliki jarak yang sangat jauh dengan masyarakat,”kata Afifuddin saat menutup acara Desiminasi Kurikulum Tingkat Lanjut Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif (SKKP) di kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara, Sabtu malam (12/9/2020) bertempat di Muara Hotel Ternate.   

Afif menegaskan, tujuan kegiatan itu agar Bawaslu semakin dekat dengan masyarakat. Pasalnya pengawas pemilu sejatinya satu kesatuan entitas dengan masyarakat. Kata Afif kehadiran kader pengawas partisipatif sebagai penguat demokrasi di Indonesia.

“Kader pengawas partisipatif adalah bagian dari dengan penguat demokrasi kita. Kalau tidak ada kader pengawas ini, saya khawatir yang dianggap mengurusi pemilu hanya Bawaslu saja. Maka, jangan pernah ragu bergabung dengan Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif,” kata Afif.

Dia mengatakan, aktor demokrasi bukan saja Bawaslu dan KPU akan tetapi semua kita mempunyai kesempatan menjadi aktor demokrasi baik itu pemilih, jurnalis maupun pengamat punya ruang menjadi aktor demokrasi.

“Kita semua punya ruang yang sama berpartisipasi dalam proses politik atau pilkada kita. Ada ruang yang diperankan pemilih/masyarakat, jurnalis maupun pengamat semuanya mengambil bagian dan peran masing-masing termasuk aktivis partai politik,”kata Afif.

Dalam konteks itu lanjut Afif, Bawaslu merekrut komponen masyarakat menjadi pengawas partisipatif sebagai bentuk Bersama Rakyat Awasi Pemilu sebagaimana tackline Bawaslu.

Diakui Afif Bawaslu punya tantangan merekrut masyarakat untuk menjadi agen pengawasan partisipatif, karena partai politik atau kandidat baik itu Pemilu maupun pilkada lebih mampu mengambil masyarakat menjadi tim sukses dibandingkan menjadi pengawas pemilu.

Akan tetapi menurut Afif masih ada orang-orang yang punya keinginan berada di ruang yang netral dan hari ini telah merelakan diri direkrut Bawaslu Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif (SKKP) di seluruh Indonesia termasuk salah satu di Provinsi Maluku Utara.

Menurut Afif,  Bawaslu telah mengeluarkan segala energi dan inisiasi agar semakin dekat dengan rakyat. Dia menyadari tidak mungkin bisa Bawaslu mengawasi pemilu tanpa bantuan masyarakat luas.

Sebab dalam jumlah personalisasi, jumlah pengawas terbatas. Sementara, potensi kecurangan bisa terjadi disegala titik, tidak hanya di tempat pemungutan suara saja. “Tidak mungkin Bawaslu dapat mengawasi pemilu tanpa bantuan masyarakat,” katanya.

Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu itu mengatakan, Bawaslu memperbanyak aktor pengawas dan kader pengawasan. “Selama Pemilu dan Pilkada berlangsung, kader pengawas ini akan menjadi mitra kita dan untuk menjadi agen- agen di masa yang akan datang,”tutupnya.(red)

Bagikan

Komentar