oleh

Halua Kenari Produksi Warga Desa Wailau, Dijamin Rasanya

SANANA-Haluan kenari selalu identik asal dari Pulau Makian. Ternyata tidak juga, di Desa Wailau Kepulauan Sula ternyata produksi makanan manis ini juga sejak turun temurun. Rasanya juga dijamin enak dan gurih, karena rahasianya salah satunya proses pembuatan.

Produk Halua Kenari dengan lokasinya yang tidak jauh dari pusat perkotaan ini, memiliki rasa dengan ciri khas berbeda. Selian rasa warga Desa Wailau juga mempunyai cara unik untuk mengelola buah Kenari sebagai jenis makanan.

Misalnya cemilan saat ngopi, sambal Kenari, kuah kuning kenari. Bahkan Kulit cangkangnya digunakan perawatan kulit serta pengobatan penyakit kulit. Selain buah Kenari yang dikelolah menjadi Halua. Isi Kenari juga digunakan sebagai campuran makanan dan Kopi serta memiliki manfaat sebagai pengobatan kulit.

“Halua Kenari memiliki rasa yang manis dan gurih. Karena campurannya hanya isi kenari dan gula putih dan tidak menggunakan gula merah. Sehingga rasanya garing dan tidak lengket. Apalagi yang dari Sula, di Desa Wailau,”ungkap Saina Umasugi salah satu pembuat haluan kenari asal Desa Wailau.

Halua Kenari

Halua kenari memiliki rasa yang manis dan gurih karena terbuat dari campuran kenari dan gula. Warnanya cokelat dan bentuknya tidak beraturan. Camilan halua kenari selain enak juga bergizi, karena di dalamnya kaya protein dan rendah lemak.

Dengan kelebihan seperti itu, kuliner yang satu ini menjadi salah satu menjadi panganan yang populer di Maluku Utara. Jika Anda berkunjung ke Sanana jangan lupa ke Desa Wailau, halua kenari bisa menjadi pilihan oleh-oleh yang direkomendasikan.

Saina juga bilang proses pembuatan Halua Kenari di Desa Wailau hampir semua warga bisa membuatnya. “Kalau untuk buat Halua Kenari, bukan cuma saya yang buat akan tetapi hampir semua orang di Desa kami, semua bisa membuatnya,”tuturnya.

Terpisah Nabila sala satu pembeli Halua Kenari, menjelaskan bahwa Halua Kenari di Desa Wailau cukup terkenal dengan rasanya. “Kalau untuk Halua Kenari asal Desa Wailau sudah cukup terkenal, rasanya yang garing dan saya sering pesan untuk sebagai cemilan maupun sering dikirim untuk saudara yang di Ambon,”ujar Nabila.

Nabila juga berharap Halua Kenari sudah di Kabupaten Sula Desa saat ini telah masuk terdaftar di lembaran Negara sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Tentunya harus menjadi perhatian Khusus dari Pemerintah Daerah

“Saran saya sebaiknya perlu ada perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Sula, Untuk lebih mensejahterakan para pembuat dan penjual kenari dalam hal ini, memberikan perhatian khusus bantuan untuk usahanya,” tutupnya. (mit)

Bagikan

Komentar