TOBELO,MSC-Sejumlah Guru Honorer di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tobelo mengeluhkan ancaman Kepala Sekolahnya karena meminta yang bersangkutan agar transparan dalam pengelolaan dana BOS.
Sebab, Kepsek selama ini terkesan tertutup dalam pengelolaan dana BOS. Sehingga tidak menutup kemungkinan ada dugaan penyimpangan dana BOS SLB Negeri Tobelo yang memiliki 108 siswa dari 3 jenjang pendidikan (SD, SMP dan SMA).
Hasan Hi. Muthalib salah satu guru honorer mengatakan, ancaman ini disampaikan oleh Kepsek SLB Tobelo, Nila Timbulen kepada rekan-rekan kerjanya ketika melakukan rapat dengan Kepsek.
“Kami meminta transparansi pengelolaan Dana BOS, namun Kepsek mengancam kami dengan kalimat jika tidak mengikuti kebijakan Kepsek, maka silahkan cari sekolah lain,”ungkap Hasan didampingi belasan guru honorer kepada sejumlah wartawan, Minggu (10/05/2020)
Dia mengatakan, pengelolaan Dana BOS yang dianggap ada dugaan penyelewengan terdapat disejumlah item yang tidak sesuai dengan RAB realisasinya. Diantaranya, kata Hasan 50 persen dana BOS untuk pembayaran gaji honorer hanya terealisasi sekitar 15 persen saja oleh pihak sekolah. Tak hanya itu, pembuatan Afirmasi atau pojok baca dengan anggaran Rp60 juta tahun anggaran 2019 hanya direalisasikan pembelian 20 unit iPad merek Advan yang harga pasarannya sekitar Rp800 ribu per unitnya. Sehingga realisasi dari Rp60 juta hanya kurang lebih Rp16 juta saja. Sementara sisanya Rp 44 juta entah kemana.
“Pembuatan Afirmasi anggarannya Rp60 juta, tetapi hanya dibelikan iPad Advan 20 unit. Dan gaji kami sangat tidak sesuai dengan apa yang di sampaikan oleh Mendikbud, bahkan ada pemotongan,”ucapnya.
Ia menambahkan, dana tambahan beasiswa sebanyak Rp21 juta dari Provinsi juga sampai saat ini ghoib. Bahkan dana Bos pada triwulan II tahun 2019 untuk belanja buku sebesar Rp40 juta hingga saat masuk tahun 2020 tida ada buku yang dibelanjakan.
Sehingga pada penyusunan soal Ujian belum lama ini oleh guru juga sangat sulit karena keterbatasan buku milik sekolah.
“Dalam waktu dekat kami akan menyurat ke Dinas Pendidikan Provinsi terkait dengan persoalan ini. Kami merasa dilecehkan dengan ancaman dari kepsek atas sikap kami yang ingin transparansi pengelolaan dana BOS selama ini yang jumlahnya hampir miliaran,”tegasnya.
Sementara itu, Kepsek SLB Negeri Tobelo, Nila Timbulen dihubungi mengaku, tidak ada persoalan dalam pengelolaan dana. BOS di SLB Negeri Tobelo dimana Dana BOS yang diterima sekolah pada triwulan 1 sudah dipertanggung jawabkan ke Dinas, sementara tuduhan ancaman itu juga tidak benar.
“Dana Bos sisa dipertanggung jawabkan ke Dinas Pendidikan, dan itu tidak ada masalah, saya juga tidak mengancam kepada guru honorer,”ucap Kepsek. (AL)
Komentar