TERNATE,MSC-Puluhan warga asal Sulawesi
Utara dan Gorontalo terlantas di pelabuhan Ahmda Yani Ternate, setelah mereka
tidak diperbolehkan berangkat kembali ke Bitung. Sebelumnya pada minggu
kemarin, mereka juga terlantar di pelabuhan penyebrangan ASDP Bastiong Ternate.
Puluhan keuarga dan anak-anak itu, tidak
diberangkatkan karena tidak ada jaminan dari Pemda Sulut. Pemda Maluku Utara
juga tidak berani mengambil kebijakan karena belum ada surat persetujuan
penerimaan penumpang yang akan berangkat pulang ke Sulut.
Puluhan warga asal Sulawesi Utara dan
Gorontalo yang sudah lama terkatung katung di pelabuhan Fery Bastiong dan sejak
Sabtu (9/5/2020) beraada di terminal pelabuhan Ahamda Yani Ternate.
Dan hingga Minggu (10/5/2020) sore ini
mereka masih menunggu kepastian kapan diijinka naik kapal dan berangkat. Mereka
berjumlah 72 orang, termasuk berkeluarga dengan anak balita.
Mereka warga Sulut dan Gorontalo, semua
prosedur kesehatan sudah dipenuhi. Rapid Test sudah dilakukan dan hasilnya Non
Reaktif. Tinggal berangkat dengan KM Permata Obi tapi belum juga diijinkan.
Kepala KSOP Ternate Taher Laitupa mengaku, otoritas pelabuhan Ternate siap melepas kapal berangkat jika ada surat persetujuan penerimaan dari Pemda Sulut, karena sebelumnya kapal fery dari Ternate yang membawa warga Sulut ini di tolak saat akan sandar di Bitung.
Seluruh penumpang balik lagi ke Ternate. “KSOP Ternate tidak menginginkan hal yang sama terjadi,”kata Taher Laitupa.
Direktur LSM Rorano Maluku Utara, Asghar
Saleh yang sejak malam bersama puluhan warga Sulut di pelabuhan Ternate mendesak
Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk mencarikan solusi pemulangan warga Sulut
yang kini sudah tertahan di pelabuhan Ternate, Maluku Utara.
Kondisi mereka kata Asghar Saleh sangat
memprihatinkan karena harus tidur di pelabuhan, selain tak punya rumah mereka
juga kehabisan uang karena tak lagi dapat bekerja dan berdagang.
“Jalan satu-satunya mereka ingin kembali ke kampung
halaman, dari pada hidup terkatung-katung di Ternate. Mereka merupaka warga
Sulut dan Gorontalo yang berada di beberapa daerah di Maluku Utara,”kata mantan
Ketua Komisi III DPRD Kota Ternate.
Asghar Saleh juga meminta Gubernur Maluku Utara, KH Abdul Gani kasuba melakukan koordinasi dengan Gubernur Sulut mencari solusi jalan keluar agar puluhan warga yang terkatung-katung dapat segera pulang.
“Mereka mengaku ingin pulang, tapi kapal yang mau mengangkut mereka tidak bisa ke Bitung, karena katanya sudah ditolak untuk masuk Bitung. Ini perlu dicarikan solusinya seperti apa,” kata Asghar Saleh. (red)
Komentar