TERNATE,MSC-Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 di tengah pandemi Covid-19 bukan perkara mudah. Potensi semakin terbuka lebar seiring dengan penerapan protokol kesehatan pada masa kampanye terutama kampanye di malam hari.
Hal itu dikatakan Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Didik Supriyanto, S.IP., MIP dalam kegiatan Ngetren Media: Ngobrol Etika Penyelenggara Pemilu Dengan Media yang dilaksanakan di Hotel Muara Ternate, pada Selasa (17/11/2020) malam.
“DKPP media ikut menyuarakan masalah ini. Mengingatkan KPU dan Bawaslu lebih berhati-hati dan serius mengurusi kemungkinan terjadinya perkumpulan malam hari tanpa mengabaikan protokol kesehatan,” kata Didik.
Dikatakan, kampanye malam hari dilakukan pasangan calon dan tim sukses karena ruang gerak mendekati dan merebut suara pemilih dibatasi oleh pandemi Covid-19 dan kewajiban untuk mematuhi protokol kesehatan.
Didik mengatakan, kampanye door to door yang selama ini banyak disuarakan pasangan calon, tim sukses, penyelenggara, maupun pegiat pemilu bukan perkara yang mudah dilakukan.
“Kampanye door to door ini pekerjaan berat, kalau cuma ngomong enak aja sih. Bayangkan kalau ratusan rumah itu pekerjaan akan sangat lama sekali,” sebut Didik.
Maraknya kampanye malam hari, lanjut Didik, karena tidak ada pengawasan. Pihak berwenang, baik itu Bawaslu maupun kepolisian intensif melakukan pengawasan hanya pada siang hari.
Didik Supriyanto mengajak media di Maluku Utara ikut mengawasi kinerja penyelenggara Pemilu agar menjalankan tugasnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta tidak melakukan pelanggaran kode etik.
Untuk itu, peran media bagi pihak DKPP sangat penting menjadi alat kontrol publik. Sehingga salah satu fungsi media hampir sama dengan DKPP dalam hal mengontrol dan mengawasi kinerja penyelenggara Pemilu.
“Apa yang disampaikan media, bisa menjadi alat kontrol di masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran kode etik oleh penyelenggara Pemilu,” kata didik.
Sementara itu anggota Tim Pemeriksa Daerah (TPD) DKPP Rosita Alting mengatakan, media punya andil menciptakan Pilkada yang berkualitas, salah satunya meyajikan edukasi kepemiluan yang berkualitas serta memerangi hoak. “Pilkada bisa dapat dipengaruhi pengajian berita-berita dari teman-teman media dengan menyajikan edukasi kepemiluan di tengah-tengah masyarakat,’katanya.
Hal senada juga dikatakan Halik Djokrora salah satu perwakilan media di Maluku Utara. Dia mengatakan, pemberitaan media sangat memberikan kontribusi terhadap suhu politik selama di Maluku Utara. “Pemberitaan media memberikan kontribusi besar bagi suhu politik Maluku Utara selama ini,”katanya. (red)
Komentar