JAILOLO-Adanya covid19 juga mempengaruhi angka tingginya kasus sehingga upaya dalam mengatasi masalah stunting saat ini belum maksimal. Kendat begitu, Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) optimis mampu mengatasi kasus stunting.
Harapan ini disampaikan Herny Dharma Sari Djafar, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Halmahera Barat dalam rilis data stunting sebagai bagian strategis program Diahi Stunting.
Herny menjelaskan, perkembangan stunting dalam tiga tahun terakhir, dimana pada Tahun 2019 terdapat 996, Tahun 2020 terdapat 1.601 serta Tahun 2021 sebanyak 1.371 kasus.
“Data tersebut sumber data e-PPPGM 2021, dan merupakan data sampai bulan oktober masih ada beberapa puskesmas yang belum terinput,”sebut Kabid Kesmas seraya menambahkan untuk Tahun 2021 data stunting paling tertinggi di 3 kecamatan yaitu, Kecamatan Jailolo Selatan sebanyak 287 balita, Kecamatan Ibu 235 balita dan Kecamatan Tabaru 216 balita.
Menurutnya, upaya-upaya yang telah dilakukan Kabupaten Halmahera Barat baru masuk Lokus penanggan percepatan penurunan stunting pada tahun depan 2022 namun upaya penanganan stunting sudah di lakukan dari tahun 2020 sampai 2021.
Diantaranya, sosialisasi dan pembentukan posyandu prakonsepsi di 4 kecamatan yang angka stuntingnya tinggi yaitu kecamatan Tabaru, Kecamatan Ibu Selatan, Kecamatan Jailolo Selatan dan kecamatan Jailolo pada tahun 2020.
Selain itu, workshop percepatan penurunan stunting dan penandatangan komitmen dengan lintas sektor terkait.(2020) serta kerja sama dengan Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya dalam pemberian MMN (Multi Mikro Nutrien).
Dia mengatakan, tahun 2020 Halmahera Barat mendapat 2000 kapsul MMN (Multi Mikro Nutrien) yang diperuntukan untuk ibu hamil sebanyak 1000 botol kapsul dan calon pengantin (cantin) sebanyak 1000 botol kapsul.
Dan Tahun 2021 mendapat 10000 botol kapsul MMN (Multi Mikro Nutrien) yang diperuntukan untuk ibu hamil 5000 botol kapsul dan 5000 botol kapsul untuk calon pengantin (cantin)
Penetapan SK Bupati Halmahera Barat Tahun 2021 untuk Lokus stunting tahun 2022 di 6 kecamatan (Kecamatan Loloda, Kecamatan Tabaru, Kecamatan Ibu, Kecamatan Jailolo, Kecamatan Jailolo selatan dan kecamatan Jailolo Timur) dengan jumlah desa lokus 32 desa.
Untuk penurunan stunting, kata Herny Dharma Sari Djafar perlu dimaksimalkan keterlibatan seluruh lintas sektor terkait untuk bersama-sama mengatasi masalah stunting.
Untuk kedepan Halbar katanya, sedang menyusun rencana kegiatan dan akan membentuk tim percepatan penurunan stunting di kabupaten dan juga sampai ke desa agar lebih muda dalam mengkoordinasi kegiataan-kegiatan dan program dalam mengatasi stunting.
“Selanjutnya dalam penangganan stunting juga butuh kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah dalam mengatasi masalah stunting,”katanya.
Perlu diketahui, bersama dengan Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat DIAHI HALBAR maka kegiatan program penanganan stunting yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dinamakan dengan DIAHI STUNTING (Datang, Ingatkan, Atasi, Harapan Ibu. Satukan Tekad Untuk Tingkatkan Masyarakat Sehat Dan Unggul) dengan fokus sasaran yaitu remaja, pasangan muda, ibu hamil, ibu menyusui dan keluarga dengan anak balita. (red)
Komentar