TIDORE,MSC-Jenazah warga Maftutu, Kecamatan Tidore Timur, Kota Tidore Kepualuan (Tikep) dikubur dengan menggunakan Protap Covid-19, setelah hasil rembuk tim dokter dengan pihak keluarga.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tikep, dr. Fahrizal Maradjabessy menuturkan, jenazah perempuan berumur 46 tahun dari hasil diaknosa memiliki gejala Penomia termasuk penyakit bawaan diabetes.
Fahrizal Maradjabessy menjelaskan, pasien asal Kecamatan Tidore Timur tersebut dirujuk ke RSU Tidore pada Jumat subuh kemarin, dengan gejala panas, batuk dan sesak napas.
“Kondisinya memburuk pagi itu juga, namun kami sudah sempat melakukan Rapid Test dan hasilnya non reaktif, hasil rontgen dan laboratorium menunjukan infeksi berat di paru-paru dan pasien memiliki penyakit bawaan Diabetes,” ucap Fahrizal.
Menurutnya, pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah terpapar, namun anaknya yang baru datang dari Bandung sekitar 10 hari yang lalu dan sudah dilakukan Rapid Test pertama yang hasilnya juga non reaktif.
“Dari gejala-gejala yang kami khawatirkan, almarhuma juga tidak ada riwayat sakit seperti ini sebelumnya, sehingga berdasarkan musyawarah dengan pihak keluarga untuk dilakukan tindakan pencegahan dengan protap pemakaman Covid-19,” jelasnya.
Namun Fahrizal tidak menapik bahwa pasien tersebut hasil diaknosa memilik gejala Penomia yang sering terkait dengan banyaknya pasien Covid-19 meninggal dunia. Sebab lanjutnya, secara medis belum dapat dibuktikan meninggal dunia karena Covid-19, karena harus melalui Swab Test salah satu protap untuk mengetahui pasien positif Covid-19.
“Mengarah ke situ ada karena diagnosa Penomia, tetapi menyebut status seseorang postif Covid-19 harus melalui uji laboratorium dengan proses Swab Test. Itulah yang kemudian kami tidak boleh menyebut yang bersangkutan meninggal karena Covid-19,”kata Fahrizal.
Akan tetapi sebagai langkah antisipasi dilakukan pihak RSU Tidore dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tidore Kepulauan (Tikep) terhadap pasien yang meninggal dunia pada Jumat, (10/4/2020) pukul 15.50 WIT.
Dia juga membantah, jika ada kabar yang beredar di masyarakat Tikep kalau pihaknya tidak melakukan pengurusan jenazah secara normal, itu tidak benar, karena sudah dilakukan Tayamum, di kafankan serta di sholatkan oleh petugas Sara dengan APD lengkap.
“Ada juga yang mengatakan kalau pihak Keluarga tidak melihat almarhumah, itu tidak benar, karena walaupun dengan keterbatasan APD, tetap kami pakaikan ke suami almarhumah agar bisa melihat istrinya untuk terakhir kalinya,” jelas Fahrizal. (red)
Komentar