oleh

Talibau Prevalensi Balita Stunted Tertinggi di Maluku Utara

TALIABU-Survei Studi Gizi Indonesia menunjukan bahwa Prevalensi balita Stunted Kabupaten Pulau Taliabu adalah sebesar 35,2 persen dan merupakan kabupaten yang memiliki Prevalensi Balita Stunted tertinggi di Provinsi Maluku Utara.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Provinsi Maluku Utara menyebutkan, Pendataan Keluarga Tahun 2021, dari jumlah Keluarga 14.638 Keluarga dengan jumlah Keluarga sasaran sebanyak 10.582 Keluarga menunjukan bahwa keluarga berpotensi Resiko Stunting adalah sebesar 9.654 Keluarga.

“Atau dapat dikatakan bahwa presentase keluarga berpotensi resiko stunting terhadap jumlah keluarga keluarga sasaran sebesar 92,13% dan 65% jumlah keluarga  berpotensi Resiko Stunting,”tulis BKKBN Maluku Utara dalam rillis yang diterima malutsatu.com pada Sabtu (22/10/2022).

Hal ini diperkuat lagi dengan indikator lain yang sangat mempengaruhi resiko potensi Stunting yaitu indikator Pra Sejahtera dimana terdapat 703 anak usia 7-15 tahun tidak sekolah.

Selain itu, tidak ada anggota Keluarga memiliki sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan pokok per bulan sebesar 805 Keluarga, Rumah dengan jenis lantai Tanah sebanyak 123 Keluarga,tidak setiap Angggota Keluarga makan Makanan beragam paling sedikit 2 kali sehari sebanyak 400 Keluarga.

Berdasarkan indikator fasilitas lingkungan tidak sehat dimana masih terdapat 1.901 Keluarga yang tidak mempunyai sumber Air Minum Utama yang layak, 3.730 Keluarga tidak mempunyai jamban yang layak dan sebanyak 6.464 Keluarga tidak mempunyai Rumah layak huni.

Salah satu upaya menurunkan angka stunting adalah dengan melakukan upaya penguatan Diteksi dini dan intervensi Spesifik serta Insentif yang tepat bagi kelompok sasaran beresiko Stunting melalui Audit kasus stunting baik pada calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui/Nifas dan Baduta/Balita.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Renta Rego menyatakan, komitmennya dalam mengawal Kabupaten Pulau Taliabu dalam upaya percepatan penurunan Stunting dan menjadikan kabupaten Pulau Taliabu sebagai Kabupaten Prioritas dalam Penanganan Kasus Stunting.

“Kabupaten Pulau Taliabu merupakan Kabupaten yang memiliki Angka Prevelensi Stunted tertinggi yaitu sebesar 35,2%, oleh karena itu saya pribadi memiliki komitmen tinggi untuk bersama dengan lintas sektor dan Pemerintah Daerah untuk bersinergi, berkolaborasi melakukan intervensi intervensi program yang berprioritas terhadap Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Pulau Taliabu,”kata Renta Rego.

Selain itu lanjut Renta, BKKBN Malut melakukan berbagai upaya dalam rangka menurunkan Angka Stunting Di kabupaten Pulau Taliabu, walaupun dengan kendala Cuaca yang Ekstrim dan Kondisi laut yang Anomali, BKKBN Provinsi Maluku Utara tetap menunjukan Komitmennya melakukan upaya percepatan Penurunan Stunting.

“Walaupun merupakan Kabupaten terjauh yang harus ditempuh dengan Cuaca ekstrim dan Anomali, Kabupaten Pulau Taliabu tetap menjadi Prioritas  BKKBN dalam intervensi Program dan Penguatan-penguatan lainnya yang mendukung percepatan penurunan di kabupaten Pulau Taliabu,”sebutnya. (red)

Bagikan

Komentar