SOFIFI-Hari Keluarga Nasional (Harganas) diperingati setiap tanggal 29 Juni, dan tahun 2023 ini Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara optimis Harganas ini menjadi momentum tepat upaya penguatan peran keluarga dalam mempercepat menurunkan prevalensi stunting.
Puncak peringatan Harganas Ke-30 Tingkat Provinsi Maluku Utara digelar secara meriah di Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara pada Rabu, 18 Juli 2023 yang diikuti oleh para Kepala Instansi Vertikal dan Kepala Dinas Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku Utara, para Kepala OPD KB Kabupaten dan Kota, mitra kerja, PKB/PLKB, Kader, Tim Pendamping Keluarga, dan Forum Genre.
Turut hadir dalam kegiatan ini Gubernur Provinsi Maluku Utara KH. Abdul Gani Kasuba, Lc didampingi oleh Danrem 152/Baabullah Brigjen TNI Elkines Villando Dewangga, K.,S.AP, Sekda Provinsi Maluku Utara Drs. Samsuddin Abdul Kadir, Ketua TP PKK Provinsi Maluku Utara Ny. Hj. Faoniah Jaohar Kasuba,
Serta Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Maluku Utara Ny. Darmawati Samsuddin, Ketua TP PKK Kota Tidore Kepulauan Ny. Safia Ali Ibrahim, Ketua TP PKK Kabupaten Halmahera Barat Meri Uang Popala. S.PAK, dan Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Halmahera Barat Ny. Yuliyanti Amir.
“Dua amanah yang diberikan Negara kepada BKKBN yaitu Menjaga Penduduk Tumbuh Seimbang dan Mewujudkan Keluarga Berkualitas. Di bidang kependudukan Indonesia saat ini mengalami titik balik dikarenakan program Keluarga Berencana selama ini sudah sukses mengantarkan kepada TFR (Total Fertility Rate) Nasional di angka 21,4 persen,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Nuryamin, S.TP., M.M.
Sehingga kata Nuryamin, tantangan tidak lagi terfokus pada pengendalian kuantitas penduduk, mencegah ledakan penduduk dan menekan jumlah kelahiran.
Dalam kesempatan ini Nuryamin menyebutkan tantangan penting yang dihadapi adalah kesenjangan TFR antar wilayah dan bagaimana upaya percepatan peningkatan kualitas penduduk. Untuk itu maka peringatan Harganas ke 30 mengusung tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju”.
Nuryamin mengatakan, kualitas penduduk dan kualitas keluarga memegang peranan penting dalam pemanfaatan kesempatan bonus demografi yang harus dapat ditransformasikan menjadi bonus kesejahteraan.
“Sebagaimana Kita ketahui bahwa celah bonus demografi akan berakhir sekitar tahun 2035 sehingga kesempatan ini harus bisa dimanfaatkan melalui percepatan peningkatan kualitas SDM dan salah satu faktor penentunya adalah percepatan penurunan stunting”, ujarnya.
Nuryamin menjelaskan Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, namun masih berada di atas ambang batas standard WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting.
“Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting Maluku Utara berada pada angka 26,1%. Oleh karena itu, kita harus mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14% pada tahun 2024 dapat tercapai,”katanya.
Pada kesempatan ini, Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara memberikan penghargaan untuk beberapa kategori selama memperingati Harganas ke-30, seperti Kategori Akseptor Terbanyak pada Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor, Kategori KB MKJP Terbanyak yang DIlayani pada Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor.
Ada juga penghargaan Kategori Lomba Role Model Tempat Praktek Mandiri Bidan Terbaik Tingkat Provinsi Maluku Utara, Kategori Lomba Pelayanan KB Terbaik di Klinik Swasta Tingkat Provinsi Maluku Utara, Kategori Lomba Kampung KB Terbaik, Kategori Lomba Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) serta Kategori Lomba Penulisan Artikel 1000 Go Lansia Tangguh. (red)
Komentar