SOFIFI,MSC-Indeks Pembangunan Manusia Maluku Utara pada tahun 2019 meningkat dari 67,76 menjadi 68,70 point. Kenaikan terjadi pada semua komponen yang menggambarkan membaiknya kesehatan, pendidikan dan peningkatan tingkat pengeluaran masyarakat.
Dimana IPM dibentuk oleh tiga komponen, yakni kesehatan; yang dilihat dari Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH), Pendidikan; yang dilihat dari Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), serta pengeluaran per kapita.
“Harapan hidup di Maluku Utara tahun 2019 mencapai 68 tahun, naik dari tahun sebelumnya yakni 67 tahun. Selama periode 2010 hingga 2019, Malut telah berhasil meningkatkan UHH sebesar 1,48 persen atau tumbuh 0,24 persen per tahun,”ungkap Gubernur Maluku Utara, KH. Abdul Gani Kasuba Lc saat menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) tahun anggaran 2019 pada Rapat Paripurna DPRD Proinsi Maluku Utara, Selasa (28/3) di Sofifi.
Rapat Paripurna penyampaian LKPJ 2019 tersebut dipimpin Ketua DPRD Proinsi Maluku Utara, Kuntu Daud, SE dan dihadiri oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah itu, lanjut Gubernur pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 6,8 persen mengalami perlambatan pada posisi 6,13 persen.
”Hal ini disebabkan oleh kontraksi pada lapangan usaha Industri Pengolahan, seiring dengan fokus perusahaan tambang untuk mempercepat penyelesaian pembangunan smelter,”katanya.
Sementara untuk Inflasi pada tahun 2019, kata Gubernur AGK, berada pada angka 2,02 persen menurun signifikan dari target 3 plus minus 1 persen. Sedangkan tingkat kemiskinan mengalami kenaikan dari 6,44 menjadi 6,77 persen.
Hal ini lanjut Gubernur, dipengaruhi oleh nilai tukar petani pada sektor pada sub sektor perkebunan rakyat serta Gempa bumi yang terjadi di Halmahera Selatan menyebabkan 44.063 jiwa mengungsi dan 2.900 rumah rusak.
”Unutk itu tingkat pengangguran juga mengalami kenaikan dari 4,77 menjadi 4,97 persen,”sebutnya. (red)
Komentar