MALUTSATU-Pengamatan Bawaslu Kota Ternate perkembangan dinamika di media sosial, khususnya di platform facebook dan tiktok, menunjukkan banyaknya akun anonim yang saling menyerang.
“Penyebaran isu negatif, seperti hoaks ujaran kebencian, berpotensi memecah belah masyarakat dan merusak integritas sosial dan politik kita,” ujar Kifli pada acara Berdiskusi Bersama Wartawan (Berkawan) yang digelar Bawaslu Kota Ternate, pada Selasa, 12 November 2024 bertempat di Café Uyo kelurahan Toboko, Kota Ternate.
Menurutnya, cara seperti itu jelas merusak tatanan demokrasi yang jujur dan adil, sebab dengan intensitas penggunaan media sosial saat ini, maka apabila tidak dicegah akan meningkatkan potensi polarisasi di tengah masyarakat.
Sebagai langkah pencegahan, kata Kifli yang pertama Bawaslu mengajak Pers ikut menyajikan pemberitaan yang dapat dibaca oleh masyarakat bahwa informasi hoaks tidak baik.
“Dan yang kedua, sampai pada titik tertentu Bawaslu menyerahkan rekomendasi ke pihak kepolisian. Sebab itu masuk sebagai pelanggaran perundang-undangan lainnya, bukan merupakan pelanggaran Pemilu,”katanya.
Menurutnya, tugas Bawaslu serat kepolisian dan lembaga pemerintah lainnya apalagi kalangan pers, ikut mengimbangi dan menjaga atmofir baik itu di ruang nyata maupun ruang media sosial untuk memberikan edukasi agar atmofir dan iklim demokrasi dalam kontestasi Pilkada di Kota Ternate dapat berjalan dengan baik.
“Kita semua, mulai dari masyarakat, pers, hingga lembaga terkait, harus bersatu dalam mengawasi, melaporkan, dan menindak segala bentuk kampanye yang bermuatan negatif,” tambahnya.
Dengan adanya kerja sama yang solid, Kifli berharap pilkada 2024 di kota Ternate dapat berjalan damai, jujur, adil, serta memperkuat demokrasi di daerah.
“Sudah seharusnya kita memiliki peran sentral dalam menjaga, agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan berimbang. Kolaborasi antara Bawaslu dan media akan sangat membantu terwujudnya pilkada yang damai dan bersih dari isu-isu negatif,” ujar Kifli. (red/pr)
Komentar