Ketiadaan anggaran menjadi alasan untuk membiayai pelaksanaan turnamen mulatievent di kota Tidore dengan 8 (delapan) cabang olahraga yang akan dipertandingkan. Keputusan mundur dari tuan rumah pelaksanaan disampaikan jelang lounching Log dan maskot Porpov.
Launching maskot dan lagu Porprov 2022 bertema,“ Raih Prestasi di Kota Rempah Menuju PON XXI di Aceh, Sumatera Utara ” sukses digelar KONI Provinsi Malut. Lunching ini ditandai penekanan tombol sirene oleh Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba yang berlangsung di landmark Kota Ternate, Jumat (5/8/2022 ) malam.
Ketua Umum KONI Malut H.Djafar Umar, Porprov kali ini juga bagian dari mempersiapkan diri menuju PON 2024 di Aceh, Sumatera Utara. Tentunya soal persiapan Porprov, sebelum dan sesudah Gubernur telah menetapkan tuan rumah yang dipercayakan kepada Kota Ternate dan Kota Tidore Kepuluan.
“Tentunya KONI Provinsi Malut melakukan berbagai upaya dan koordinasi demi kematangan persiapan venue pertandingan Porprov dengan membagi dua tempat di Kota Ternate dan Kota Tidore,” katanya.
Djafar menjelaskan venue pertandingan untuk Kota Tidore dipercayakan menangani 8 Cabor, Sementara Kota Ternate dipercayakan menangani 16 Cabor dengan segala tahapan telah dilaluli.
Akan tetapi dalam perjalanan atau koordinasi terakhir dengan Pemerintah Kota Tidore dalam hal ini Sekertaris Daerah (Sekda) sekaligus Ketua KONI Kota Tidore Kepuluan, dapat dimaklumi bahwa Kota Tidore Kepuluan mengundurkan diri sebagi tuan rumah.
Sementara itu, Sekertaris Umum KONI Malut Jasman Abukabar menambahkan, soal pengunduran diri bagi tuan rumah Kota Tidore Kepuluan tidak berpangruh. Sebab 6 Cabor awalnya disiapkan untuk venue pertandingan di Kota Tidore itu rata-rata hanya indor terkecuali satu pertandingan bermotor berlokasi di Rum.
Sementara sepatu roda, bersepeda bisa dilombakan di jalan raya dangan waktu yang tinggal beberapa minggu ini. Sama halnya venue pertandingan cabor bola kaki secaptanya dikordinasikan di lapangan Gelora Kieraha atau lapangan Gembesi.
“Kalau saya pribadi memilih lapangan gambesi supaya menyebaran manusia yang tidak menumpuk di dalam Kota Ternate”, kata Jasman.
Jasam yang juga ketua pelaksana Porprov ini mengungkapkan, pengunduran diri tumah rumah berdasarkan hasil koordinasi dengan Sekda Kota Tidore Kepuluan, salah satu penyebabnya adalah ketidaktersediaan anggaran dari mereka.
“ Dimana kita ketahui untuk rumah itu harus ada anggaran sharing di kegiatan Porprov sehingga menurut Sekda Kota tidore ketersdiaan anggaran itu tidak mencukupi,” tandas Jasman. (red)
Komentar