MALUTSATU-Sultan Tidore H.Husain Alting Syah mengungkapkan Kesultanan Tidore punya garis merah bersama Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Dimana peran Kesultanan Tidore mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia. Dan saat itu Presiden Soekarno mengakat Zainal Abidin diangkat menjadi Gubernur Irian Jaya yang berkedudukan di Soasiu, Tidore.
“Saya turunan dari Zainal Abidin Syah, sduah punya ikatan bersama PDI-P dan akan bersama Soekarno muda di Tidore yakni Muhammad Sinen (Ketua DPW PDI-P) tetap bersama,”ungkap Sultan saat mengembalikan berkas pencalonan Gubernur Maluku Utara di secretariat DPD PDI-P, pada Selasa, 7 Mei 2024.
Keputusan itu ditempuh Presiden Soekarno dengan alasan Papua serta pulau-pulau sekitarnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore sejak ratusan tahun lalu. Sebagai gubernur, Sultan Zainal Abidin Syah diperbantukan pada Operasi Mandala di Makassar (TRIKORA) Perjuangan Pembebasan Irian Barat.
Oleh karena itu Sultan Tidore.
Dari ikatan sejarah itulah, Sultan Tidore Husain Alting Syah selaku turunan Sultan Zainal Abidin Syah punya keyakinan dirinya adalah bagian dari PDI-P, dan keputusan DPP nantinya diberikan rekomendasi calon gubernur kepada dirinya.
Kedekatan kader PDI-P dengan Sultan Husain, diwujudkan pada keputusan melalui rapat koordinasi pemenangan Pilkada pada 20 April 2024, nama Sultan Tidore telah diusulkan oleh 9 DPC PDI-P dari 10 DPC kepada DPD PDI-P, dan telah ditindaklanjuti ke DPP PDI-P.
Ketua DPD Partai PDI Perjuangan Maluku Utara, Muhammad Sinen memberi sinyal mendukung penuh Sultan Tidore, Husain Alting Sjah, maju sebagai Calon Gubernur Maluku Utara.
“Mudah-mudahan yang diputuskan Ibu Mega untuk mendapat rekomendasi adalah Sultan Tidore, karena ada ikatan sejarah Tidore dengan PDI-P di masa perjuangan Irian Barat,” kata Muhammad Sinen. (red)
Komentar