(Catatan HARI PERS NASIONAL 2020)
Tantangan media masa harus mengelola bisnis dan mengelola idealisme. Sebagai mana sebuah perusahaan dalam pengembangannya membutuhkan pendapatan untuk kelangsungan perusahaan termasuk gaji para karyawan. Begitu juga dengan semua perusahaan media yang harus menopang asap dapur sejumlah karyawan didalamnya termasuk para wartawan.
Belakangan beberapa tahun ke belakangan ini di Indonesia masuknya para bandar atau orang bermodal besar memang sedikit memberikan angin segar bagi para pekerja media, bila semata dilihat dari terpenuhinya fasilitas hidup pekerja media.
Namun tak jarang pemodal itu juga pelaku politik praktis dan pengusaha titipan sebagai pintu masuk menguasai industri media. Apalagi sebagai pemilik modal sudah masuk sampai ke DAPUR REDAKSI yang dalam kalangan media adalah tempat yang sangat sakral bagi sebuah media.
Sebab DAPUR REDAKSI adalah tempat steril dalam memasak sebuah pemberitaan, di sana sejumlah kepentingan kelompok bahkan kepentingan wartawan yang tidak sesuai etika jurnalis dilarangan masuk diareal ini.
Di dapur tempat masaknya sebuah pemberitaan tak jarang mendapat intervensi pemodal yang punya kepentingan kelompok, baik politik maupun bisnis mereka. Hal itu akan semakin mencederai profesionalisme media, dimana media telah diseret kedalam industri, sebagai sebuah bentuk Just Bussines. Padahal, media di era sekarang telah berfungsi sebagai pilar ke 4 dalam kehidupan berdemokrasi.
Menjadi petakan bagi media jika pemodal yang notabene hanya untuk kepentingan kelompok. Padahal media bila diperbolehkan sebagai wakil pembaca, bisa juga diartikan sebagai wakil rakyat. Dimana, peran media yang utama adalah berfungsi sebagai watchdog (anjing penjaga). Media juga telah berperan sebagai pengawas dari penegakkan hukum yang tengah gencar dilakukan.
Mengingat hal itu, bila secara konsep dan juga dilihat dari sisi profesionalitas. Media bukanlah termasuk dalam kategori sebuah perusahaan Just Bussines yang mana hanya mementingkan keuntungan sebagai tujuan utama, dan mengabaikan media sebagai pilar ke empat demokrasi dan anjing penjaga.
Tantangan dunia pers dalam menjembatani kepentingan rakyat dan pemerintah salah satunya adalah pers yang tidak netral. sebagian media pers merupakan milik suatu golongan maka akan memihak ke golongan tersebut dan digunakan untuk pencapain tujuan dari golongan itu sendiri. Sedangkan masyarakat membutuhkan pers yang netral, berita yang benar dan tidak terlalu di bumbui. Pers yang cerdas akan mencerdaskan masyarakat luas.
Pers yang diharapkan menjadi industri idealisme dan juga memiliki sisi profit atau bisnis, akan semakin jauh api dari pangganngnya, bila sejumlah media dan wartawanannya hanya mengejar dan menginginkan posisi sebagai kaum Hedonisme.
Atau juga, Pers diseret kepada tindak-tindakan yang tak mengindahkan kaidah-kaidah jurnalistik. Pers bila dibiarkan terbenam dalam masa kelam seperti itu, justru bukan tidak mungkin suatu saat Pers yang berperan sebagai ‘tembok besar” pilar ke empat, sebagai pilar watchdog akan runtuh.
Andaikan itu terjadi, mungkin saja rakyat berdaulat tidak akan terwujud di negeri ini. Subhanaulla…. SELAMAT HARI PERS NASIONAL
Komentar