TERNATE,MSC-Kehabisan stok Cartridge untuk mesin Test Cepat Molokul (TCM) di Rumah Sakit Umum Daerah Chasan Bosoirie (RSUD CB) mengalami kesulitan memprediksi penyebaran ke depan seperti melakukan penelitian epidemologi di Provinsi Maluku Utara.
Demikian penegasan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, dr. Idhar Sidi Umar saat rapat dengan Laksamana (purn) Martinus Bambang sebagai Koordinator Maluku Utara, Gugus Tugas Pusat, di ruang rapat Posko Sahid Hotel, Selasa (26/5/2020).
Menurut Idhar, untuk proses pengiriman di pemeriksaan PCR Laboratorium BTLK Manado hasilnya berkisar seminggu baru diterima. Hal ini kata Idhar juga menyulitkan bagi petugas kesehatan untuk analisa kasus ke depan khusunya penyebaran atau saat melakukan tracking.
“Kendala kami dalam penelitian epidemologi untuk memprediksi ke depan karena hasil pemeriksaan tidak dengan cepat sama hasilnya, jika melakukan pemeriksaan di RSUD Chasan Bosoirie dengan cepat hasilnya,”kata Idhar Sidi Umar.
Jalan keluar yang digunakan dengan kehabisan stok cartridge yakni dengan mengirim hasil swab test ke Jakarta, Ambon atau saat ini dikirim ke BTLK Manado. Tetapi kata Idhar kesulitan hasilnya diterima telalu lama.
“Kalau jalan keluarnya dikirim ke Manado hasilnya seminggu lebih baru diterima, misalnya yang kemarin dikirim pada tanggalk 12 Mei hasilnya yang diterima di Ternate pada tanggal 25 Mei. Dan pengiriman tanggal 18 sampai hari ni belum keluar,”katanya.
Unutk itu Idhar berharap jatah cartridge yang dikrim ke Maluku Utara dari Kementerian Kesehatan harus ditambah sampai 200 buah, dan setiap minggu harus ada pengiriman sehingga tidak mengalami kesulitan stok.
Idhar mengatakan untuk Cartridge untuk mesin Test Cepat Molokul (TCM) di RSUD CB Ternate diberikan oleh Kementerian Kesehatan. “Barang itu berasal dari Amerika jadi nanti Kemenkes yang berikan setiap daerah termasuk Maluku Utara,”katanya. (red)
Komentar