TERNATE,MSC-Pemerintah
Provinsi Maluku Utara telah menetapkan status tanggap darurat bencana.
Keputusan ini diambil menyusul gempa bumi berkekuatan 7,2 di kabupaten
Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Dalam surat keputusan
Gubernur Maluku Utara dengan nomor : 393/KPTS/MU/2019 sekaligus menunjuk Komandan
Komando Resor Militer (Danrem) 152/Babullah (Bbl), Kolonel Inf Endro Satoto,
S.I.P., M.M. sebagai Insiden komando.
Sekretaris Badan
Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara, Ali Yau ketika
dihubungi di Ternate, Kamis (18/7/2019) membenarkan, adanya keputusan Gubernur
Maluku Utara tentang penetapan status darurat bencana gempa bumi di kabupaten
Halmahera Selatan.
Ali Yau menjelaskan, alasan keluranya keputusan tersebut setelah memperhatikan situasi dan kondisi bencana yang menimbulkan korban jiwa, luka-luka termasuk kerusakan rumah warga, fasilitas pendidikan serta fasilitas pemerintah sedang maupun berat secara masiv.
Pentinganya Pemda Provinsi
Maluku Utara megeluarkan keputusan Tanggap Darurat untuk tingkat provinsi, kata
Ali Yau agar dapat membantu atau memback-up pemerintah kabupaten dalam
melakukan penanggulangan bencana di daerah tersebut.
“Jadi status tanggap
darurat provinsi hanya untuk memback-up pemda kabupaten karena skala kerusakan
maupun korban cukup besar, bukan mengambil alih tugas-tugas pemda kabupaten”,
kata Ali Yau.
Korban meninggal dunia
akibat gempa di Halmahera Selatan mencapai 6 orang. Warga yang meningal dunia
yakni Aisyah (54), warga Desa Ranga-Ranga, Gane Barat Selatan. Kemudian, Aspar
Mukmat (20), warga Desa Gane Dalam, Gane Timur Selatan. Kemudian, Sagaf Girato
(50), warga Desa Yomen, Joronga. Aina Amin (50), warga Desa Gane Luar,
Kecamatan Gane Timur Selatan dan Wiji Siang (60) warga Desa Gane Luar,
Kecamatan Gane Timur Selatan.
Kelima warga dilapokran meningal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa mengguncang wilayah terebut pada, Minggu (14/7/2019).
Satu warga lainnya yang dinyatakan meninggal dunia di lokasi pengungsian teridentifikasi bernama Saima (90), warga Nyonyifi, Kecamatan Bacan Timur.
Sementara rumah warga yang rusak mencapai 971 unit, sebagian besar di antaranya rusak berat bahkan tidak sedikit rata degan tanah. (red)
Komentar