TERNATE,MSC-Falsafah adat Seatorang sering kali di politisasi oleh pihak-pihak berkepentingan, baik dalam Pilkada maupun Pileg. Ini ditegaskan calon wakil walikota Ternate, Mohammad Asghar Saleh, dalam orasi politiknya waktu kunjungan kampanye di kampung Makassar Barat. Padahal mereka cenderung tak memahami bagaimana mengejawantah falsafah adat Seatorang ketika memimpin kota Ternate.
Ia menuturkan bahwa dasar seseorang dalam memimpin kota Ternate tidak bisa dipisahkan dari ketaatan orang Ternate untuk beribadah kepada Allah SWT, tuhan yang maha kuasa, tanpa ada pengecualian. Dari sini lantas Asghar menautkan dengan program-program prioritas yang dicanangkan pasangan calon MHB-GAS yang juga banyak terinspirasi dari sejarah Ternate.
“Dasar utama orang memimpin kota Ternate ketaatan orang Ternate untuk beribadah, tentang ketaatan orang Ternate beribadah kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha kuasa tanpa kecuali. Itulah kenapa dalam program yang kami cetuskan, komitmen kami adalah pemerintah akan menanggung biaya listrik, Air di Masjid-Masjid, Musholah dan tempat ibadah lainnya. Kenapa harus gratis, karena ini akan berhubungan dengan program kami Sore Mengaji,” jelas Asghar Saleh, pada Rabu (11/11/2020).
Asghar Saleh mengatakan, nanti pemerintah akan tentukan harinya agar anak-anak bisa mengaji di Masjid. Pemerintah juga akan buat perpustakaan masjid, karena tidak ingin generasi mendatang kota ini terlibat hal-hal negatif. “Kami sadar program yang kami cetuskan tidak akan berjalan kalau tidak ada dukungan dari bapak/ibu dan ade-ade generasi Milenial semua. Untuk itu dukungan masyarakat sangat penting, sebab terkait dengan kelangsungan program MHB-GAS,” imbuhnya.
Selain itu, Asghar menambahkan kalau berbicara benar dan bersikap jujur adalah nilai-nilai prinsipil yang secara inheren terkandung dalam falsafah adat Seatorang. Baginya, seseorang yang ingin menjadi pemimpin di kota Ternate tidak dibenarkan untuk berbohong dan berlaku tidak adil. Berbicara benar dan jujur haruslah diutamakan pada diri sendiri, sebelum ke orang lain. Sebab, kata Asghar, pemimpin akan menjadi contoh teladan dari masyarakat.
“Kalau ingin menjadi pemimpin di kota Ternate harus bicara benar dan jujur terutama terhadap diri sendiri. Menjelek-jelekkan orang lain itu bukan tradisi orang ternate. Muhammad Hasan Bay ini sering di tuduh. Tuduhan itu sudah tidak sesuai dengan falsafah adat Seatorang. Jangan bicara tanpa data, manipulasi dan menipu rakyat hanya karena punya kepentingan politik yang sempit,” lanjutnya.
Dikatakan yang membedakan MHB-GAS dengan yang lain adalah MHB GAS ingin membangun kota Ternate dengan pendekatan hati. Itulah sebabnya di baliho-baliho foto paslon selalu saja tangan di letakkan di hati. Pengawasan masyarakat terhadap pemerintah, bagi kami itu penting.
“Kami sudah siapkan beberapa program seperti aplikasi E-Kelurahan. Melalui aplikasi, kalau ada masalah bisa langsung di sampaikan dan itu terhubung langsung pada saya dengan Hasan Bay punya HP dan akan mendapat respons langsung selama 1 kali 24 jam,” sambungnya.
Pasangan MHB-GAS juga berkomitmen untuk menjadikan Kesultanan Ternate menjadi bagian dari forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda). Salah satu tugasnya mengingatkan MHB-GAS manakala sewaktu-waktu keputusan atau kebijakan yang dibuat dipandang tidak sesuai dengan adat Seatorang. Asghar juga mengingatkan bahwa dalam falsafah adat Seatorang juga mengatur tentangan relasi sosial kemasyarakatan.
Menurutnya warga yang hidup dalam rumah besar bernama Ternate tidak boleh berbuat diskriminasi dan mengucilkan peran-peran orang lain. “Pemerintah kota akan memfasilitasi seluruh warga yang hidup di Ternate tanpa harus membedakan diferensiasi identitas,” pungkasnya. (red)
Komentar