MALUTSATU,MABA-Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menyebut ada 14 indikator kerawanan yang berpotensi terjadi pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah-Wakil Kepala daerah (Pilkada) 2024, di Kabupaten Halmahera Timur (Timur).
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan terhadap data Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Tahun 2024 yang dikeluarkan Bawaslu RI, dapat simpulkan bahwa 61 indikator kerawanan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 termasuk Pilkada serentak.
“Dan 61 potensi kerayawan itu terdapat 14 indikator kerawanan yang berpotensi bisa terjadi pada Pemilihan Tahun 2024 di Kabupaten Halmahera Timur,”ungkap Ketua Bawaslu Haltim, Suratman Kadir pada Latihan Pra Ops Mantap Praja Kieraha Tahun 2024-2025 Polres Haltim, dengan Tema meningkatkan kamampuan dan keterampilan Personil Polri dalam rangka pengamanan Pilkada Serentak Tahun 2024, bertempat di Aula Polres Haltim, Selasa 6 Agustus 2024.
Suratman menyebut, dari 14 indikator terdapat beberapa yang sering terjadi dan pernah ditangani Bawaslu Haltim yakni netralitas ASN termasuk politik uang dan penggunaan hak pilih orang lain.
“Bawaslu juga memetakan satu potensi kerawanan perlu diwaspadai, kasus menghina/menghasut di antara pemilih yang benuansa suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA),”katanya.
Untuk itu upaya pencegahan yang dilakukan kata Suratman, Bawalsu Haltim melakukan identifikasi dan pemetaan kerawanan Pemilihan Tahun 2024 berbasis pada data IKP Tahun 2024 yang telah diluncurkan pada tahun 2022 lalu oleh Bawaslu Republik Indonesia.
Suratman juga menyampaikan kasus yang pernah ditangani Bawaslu di Haltim yakni, ASN melakukan postingan Facebook saat pertemuan di rumah bersama Calon Legislatif.
Ada juga Kepala Desa mengikuti pertemuan dengan Calon Legislatif di Dapil 1 dan 2 Haltim, Kampanye tanpa STTP oleh Caleg DPR RI, Warga mencoblos lebih dari 1 kali mengakibatkan PSU 3 TPS di 2 Kecamatan.
Terdapat juga Penghitungan Suara Ulang saat Rapat Pleno tingkat Kabupaten, karena terdapat selisih hasil perolehan pada Pleno Kecamatan, serta PHPU ke Mahkamah Konstitus oleh Peserta Pemilu.
Menurut Suratman Kadir, indikator kesuksesan Pilkada diantaranya partisipasi masyarakat yang tinggi, terjaganya iklim yang kondusif, sukses berjalannya tiap tahapan serta pemerintahan dan pelayanan berjalan tanpa gangguan.
Selain itu kata Suratman, adanya tarik menarik antara kepentingan paslon terhadap ASN cukup rawan, mengingat yang dipilih adalah atasan langsung apalagi calon kepala daerah incumbent atau Penjabat kepala Daerah yang masuk bursa Kandidat pada Pilkada 2024.
“Pentingnya mitigasi dini terhadap potensi kerawanan yang terjadi terhadap pelaksanaan tahapan Pilkada yang sementara berjalan, dan semua komponen serta elemen masyarakat harus bersama-sama mengawasi semuanya,”pintah Ketua bawaslu. (red)
Komentar