MALUTSATU-Debat Publik pertama Calon Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Sula tahun 2024 berlangsung seru. Debat yang diselenggarakan KPU Kepulauan Sula itu dengan tema : transformasi publik, pembangunan daerah untuk kesejahteraan masyarakat. Debat berlangsung di ruang paripurna DPRD Kepulauan Sula, Selasa, (05/11/24).
Dari segmen pertama hingga terakhir, yang cukup menegangkan pada saat segmen ke empat sesi tanya jawab.
Pada segmen ini Paslon nomor nomor urut 2 Fifian Adeningsi Mus dan M Saleh Marasabessy pertanyakan terkait cara penyelesaian dua proyek mangkrak di jaman Hendrata Thes yakni jembatan kali Baleha dan Masjid Pohea.
Pertanyaan tersebut ditujukan pada Calon Wakil dari Paslon nomor 1, Umaternate dan Darwis Gorontalo (ISDA).
Darwis mengakui jika dua proyek memang dikerjakan dijaman Hendrata Thes masih menjabat Bupati Sula.
“Namun itu menjadi tanggungjawab kita untuk melanjutkan jika terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati,”jawabnya.
Sayangnya, ketika giliran Paslon Nomor 3 Hendrata Thes dan M Nasir Sangaji (HT-Manis), Hendrata justrus menghindar. Mantan Ketua DPD Partai Demokrat Malut itu tidak menanggapi pertanyaan tersebut, melainkan balik bertanya ke Paslon FAM-SAH terkait jalan Kou-Waitinagoi.
Karena tidak ditanggapi maka, Saleh kembali menjelaskan persoalannya. Menurut Saleh, dua proyek mangkrak tersebut belum bisa dilakukan dipemerintahan mereka lantaran dua faktor : Pertama masih terikat masalah hukum dan kedua, tidak ada komunikasi dari Hendrata Thes dengan Pemerintah Daerah untuk mencari solusinya.
“Dua proyek itu dikerjakan dan bermasalah sejak jaman bapak Hendrata. Tapi selama Pemrintahan FAM-SAH, pak Hendrata tidak pernah berkomunikasi dengan kami terkait bagaimana solusi atas dua proyek itu. Selain itu, kami belum bisa lanjutkan proyek itu karena masih bermasalah hukum,”ucapnya.
Untuk itu, Saleh sarankan, jika FAM-SAH kembali terpilih, maka perlu duduk bersama mencari solusi atas proyek tersebut. (gun).
Komentar